Minggu, 22 Agustus 2021

Khadijah binti Khuwalid r.a: Orang Pertama Yang Beriman

Juara 2

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ  

Khadijah binti Khuwalid r.a: Orang Pertama Yang Beriman

Oleh: Mutiara Fadhillah P

MDTA Al Hidayah Kelas 3


Wanita Mulia Lagi Kaya Raya

Khadijah binti Khuwalid lahir dari keluarga mulia dan terhormat. Keturunan Suku Quraisy dari Bani Asad. Kahdijah dikenal sebagai wanita yang mempunyai banyak kelebihan. Beliau sangat cerdas, taat beragama, dermawan dan pandai menjaga kehormatan. Khadijah dijuluki dengan nama Ath Thahirah, artinya wanita suci. Selain itu, Khadijah dikenal sebagai saudagar yang kaya raya. Untuk menjalankan perniagaannya, Khadijah adalah wanita terkaya dari Bani Quraisy kala itu.

Mimpi Khadijah r.a

Suatu malam Khadijah bermimpi ada matahari besar yang turun perlahan dari langit Kota Mekah, matahari ini berhenti tepat di rumahnya. Sinar yang indah memenuhi semua sudut di rumahnya. Cahayanya lembut, membuat hati menjadi tenang dan menyenangkan siapapun yang memandangnya pada pagi harinya. Khadijah mendatangi sepupunya, Waraqah bin Naufal. Untuk menanyakan arti mimpi itu. Khadijah sangat menghormati sepupunya sebagai orang shaleh yang berimu. Waraqah menghabiskan waktunya untuk membaca kitab suci. Dari Waraqah, Khadijah sering mendengarkan kisah para nabi. Masya Allah, Khadijah terpana dengan jawaban Waraqah. “Berbahagialah wahai sepupuku. Seandainya Allah benar-benar membuat mimpimu menjadi kenyataan, maka cahaya kenabian akan masuk ke rumahmu dan darinya akan terpancar cahaya risalah nabi terakhir.”

Muhammad bin Abdullah

Pada suatu ketika, Kahdijah mendengar kabar tentang seorang pemuda Quraisy Bernama Muhammad. Dia dikenal dengan sangat Amanah dan berakhlak mulia. Khadijah menawarkan kepada Muhammad untuk membawa dagangannya ke Syam. Muhammad menerimanya. Maka berangkatlah dia ke Syam bersama pembantu Khadijah yang Bernama Maisarah. Masya Allah dari perniagaan ini, Muhammad mendapat keuntungan yang berlipat. Khadijah sangat senng, apalagi ketika Khadijah endengar cerita dari Maisarah tentang ksiahnya yang sangat menakjubkan. Sepanjang perjalanan, gulungan awan tebal mengiringi Muhammad, seolah-olah melindunginya dari sengatan matahari. Maisarah juga didatangi seorang rahib, Bernama Buhairah. Rahib ini mengatakan baahwa Muhammad adalah seorang nabi, seperti yang tertulis dalam Surat Taurat dan Injil.

Pernikahan Agung

Khadijah adalah seorang janda. Begitu banyak tokoh kaum Quraisy yang kaya raya dan terhormat ingin menjadikannya sebagai isteri, tetapi Khadijah tidak menerimanya. Kini, Khadijah justru tertarik pada Muhammad, pemuda yang tak banyak harta dan tak punya kedudukan. Khadijah yakin, Muhammad adalah orang yang dimaksud dalam mimpinya. Khadijah menceritakan isi hatinya kepada sahabat dekatnya, Nafisah binti Munabbih. Nafisah menyampaiakan kabar gembira ini kepada Muhammad. Sementara itu , Muhammad mengabai paman-pamannya bahwa beliau berniat menikah dengan Khadiajah. Alhamdulillah, atas izin-Nya, berlangsunglah pernikahan Khadijah dengan Muhammad. Hewan-hewan disembelih lalu dibagikan kepada fakir miskin.

Putera-Puteri Khadijah

Dari pernikahan Khadijah dengan Muhammad, lahirlah putra pertama yang diberinama Al Qasim, Muhammad pun sering disebut dengan Abdul Qasim. Lalu lahir putri-putri uhammad, yaitu Zaenab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Kelima putranua lahir sebelum Muhammad menjadi nabi. Setelah Muhammad menjadi nabi, lahir putra terakhirnya, Abdullah. Oleh karena itu Abdullah yang dijuliki Ath Thayib, lelaki baik dan Ath Thaahir yang artinya lelaki suci. Semua anak laki-laki Muhammad meninggal saat mereka masih kecil. Sedangkan anak perempuan tumbuh dewasa dan mengalami masa Islam dan ikut hijrah ke Madinah.

Dukungan Sepenuh Hati

Muhamad mulai menyepi ke Gua Hira. Beliau menghambakan diri kepada Allah Yang Maha Esa. Seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s. hal ini dilakukan sebulan penuh setiap tahun. Khadijah tak pernah melarang suaminya melakukan kegiatan ini. Beliau mendukung sepenuh hati, Khadijah menyiapkan makanan dan minuman selama suaminya di Gua Hira. Bahkan ia mengirim orang untuk menjaga keamanan Muhammad agar taka da yang bisa mengganggu ibadahnya.

Peristiwa di Gua Hira

Pada suatu pagi, Khadijah melihat suaminya pulang dalam keadaan ketakutan dan berkata “Selimuti aku!”. Khadijah menanyakan apa yang telah terjadi. “Wahai Khadijah, sungguh aku mengkhawatirkan diriku”. Jawab Muhammad. Khadijah yang cerdas memberikan kalimat penghiburan yang membuat suaminya mendapatkan kejelasan, bahwa Muhammad telah diangkat menjadi nabi dengan diutusnya Malaikat Jibril kepadanya Waraqah juga mengatakan bahwa Muhammad harus bersiap diri karena banyak orang yang akan membenci dan memusuhinya. Bahkan Muhammad akan terusir dari tanah kelahirannya.

Orang Yang Peramakali Beriman

Khadijah adalah orang yang pertama kali Muhammad sebagai nabi. Beliau manusia pertama yang masuk Islam, Khadijah turut mendakwahkan Agama Isalm. Benarlah yang dikatakan Waraqah. Gangguan, ancaman, juga penganiayaan menimpa Nabi Muhammad Saw. Kaum musyrikin tak rela Nabi Muhammad Saw. menyerukan kalimat tauhid meninggalkan agama nenek moyang, Khadijah berdiri tegar disamping Nabi Muhammad Saw. Semakin berat ujian, semakin bertambah pula kesabaran dan kekuatannya.

Tiga Tahun Masa Sulit

Inilah ujian terberat kaum muslimin. Mereka dilarang untuk bergaul, berjual beli, juga memasuki rumah kaum muslimin terkucilkan di  celah bukit milik Abu Thalib. Alhasil taka da pasukan bahan makanan. Beberapa orang terpaksa makan daun dan kulit pepohonan. Setiap hari terdengar jerit tangis bayi dan anak-anak yang kelaparan, Khadijah tetap bersabar mendampingi Rasulullah Saw. Beliau mencurahkan segala kemampuannya untuk menghadapi ujian yang berat ini. Usianya kala itu sudah 65 tahun. Setelah tiga tahun, Allah telah mengirim rayap untuk memakan perjanjian pemboikotan ini. Berakhirlah masa sulit itu.

Berpulang ke Rahmatullah

Khadijah adalah rahmat bagi Rasulullah Saw. beliau beriman ketiaka Rasulullah Saw. cemas. Selalu mendampingi ketika ujian berat menimpa Rasulullah Saw. dengan jiwa dan hartanya. Pada bulan Ramadhan, seusai pemboikotan Khadijah mengakhiri sefala ujian berat yang menimpanya, Allah Swt. memanggilnya. Telah disedeiakan istana di surga dari Mutiara yang tidak ada kebisingan dan kelelahan di dalamnya. Inilah hadian untuk wanita paling mulia di zamannya.

Pada Momentum Tahun BAru Isalm 1 Muharram 1443 Hijriah. Mari Kita Teladani Kisah Siti Khadijah binti Khuwalid r.a. Semoga Allah Swt. Meridhai Kita Semua, Aamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar