Minggu, 08 April 2012

Mengenal Kumbang Rove / Tomcat

Tadi pagi ditempat kerja, ada teman yang mengaku melihat seekor serangga di toilet kamar mandi yang bentuknya mirip tomcat. Terlepas apakah serangga itu benar tomcat atau bukan, saya jadi ingat punya file tentang tomcat yang pada kesempatan kali ini akan saya sharing untuk anda. Artikel berikut membahas dengan singkat tentang biologi, siklus hidup, perilaku dan tempat hidup, penyebaran, pengaruh terhadap kesehatan, tindakan pencegahan dan tindakan pengendalian terhadap serangga tersebut. Semoga bermanfaat.

A. BIOLOGI KUMBANG ROVE
  1. MORFOLOGI
  1. TAKSONOMI

Order : Coleoptera
Suborder : Polyphaga
Family : Staphylinidae
Subfamily : Paederinae
Genus : Paederus
Species : Paederus spp.
      • India: P. melampus
      • South America: P. brasilensis
      • Venezuela: P. colombius
      • Taiwan: P. fusipes
      • Indonesia: P. peregrinus
3. DAUR/SIKLUS HIDUP
Kumbang Rove memiliki daur/siklus hidup sempurna mulai dari telur, larva, pupa dan dewasa. Fase telur diletakkan di tempat yang banyak terdapat makanan untuk perkembangan fase larva dan kelompokan telur diletakkan di tanah lembab ataupun tanah kompos. Larva sangat aktif dalam mencari makan di habitat yang lembab dan material organik, beberapa spesies dikenal sebagai predator serangga kecil lainnya, dan beberapa spesies lainnya sebagai pemakan jamur, alga dan mulsa tanaman. Fase pupa kumbang rove ini akan berada di area yang lembab dan tanah kompos. Dewasa kumbang rove mempunyai bentuk pipih memanjang dengan ukuran 7 s/d 10 mm. Sayap depan yang mengeras dipergunakan untuk perisai sedangkan sayap transparan dipergunakan untuk terbang.

4. PERILAKU & TEMPAT HIDUP
Seperti dijelaskan diatas kumbang rove dewasa berkembangbiak di tanah kompos basah dan lembab. Menurut laporan FAO (1994), kumbang ini berperan sebagai predator atau musuh alami bagi hama tanaman padi (wereng coklat). Namun menurut Kalshoven (1981) kumbang rove tidak efektif sebagai predator karena sifatnya yang polifagus.
Populasi kumbang ini meningkat pesat saat pada bulan akhir musim penghujan (Maret dan April) dan akan berkurang setelah memasuki musim kemarau. Beberapa laporan menyebutkan bahwa peningkatan pesat populasi kumbang ini dikaitkan dengan fenomena el Nino di beberapa Negara.

5. PENYEBARAN
Kumbang rove dewasa berpindah dari habitat utamanya dengan berjalan diatas permukaan tanah ataupun melalui tajuk tanaman. Kumbang ini tertarik dengan cahaya lampu pijar maupun neon saat malam hari dan sebagai akibatnya diketemukan aktifitas kumbang ini mendekati pemukiman, bangunan komersial dan fasilitas-fasilitas umum lainnya. Seiring dengan banyaknya
pembangunan gedung, hunian, dan bangunan-bangunan komersial membuat habitat alami kumbang ini menjadi berkurang dan tidak dapat dielakan lagi intervensi kumbang ini dapat bersentuhan dengan kehidupan manusia.

B. PENGARUH TERHADAP KESEHATAN
Kumbang rove yang awalnya tidak menganggu kehidupan manusia berubah menjadi hama pengganggu manakala memasuki hunian manusia terutama menjelang malam hari saat lampu mulai aktif menyala. Pintu, jendela, ventilasi udara yang tidak diproteksi dengan insect screen menjadi akses utama kumbang ini masuk ke dalam tempat tinggal manusia.
Kumbang ini tidak menggigit ataupun menyengat hanya saja ketika tidak sengaja tersapu, tergaruk atau tergencet diatas kulit manusia akan menyebabkan iritasi ringan sampai berat (paederus dermatitis). Ketika tubuh kumbang ini pecah diatas kulit kita akan mengeluarkan semacam cairan hemolimfe yang berisi pederin (C25H45O9N) yang bersifat toksin terhadap kulit. Reaksi kulit jika terkana cairan ini akan muncul gejala-gejala seperti gatal-gatal, rasa terbakar, dan bungkul-bungkul kemerahan.
Tindakan pertama jika tidak disengaja kumbang ini menempel pada kulit kita hindarkan untuk tidak menyapu, menggencet, atau memukul binatang tersebut diatas kulit kita, biarkan kumbang ini pergi dengan jalan ditiup atau dipindahkan dari kulit kita memakai bahan tertentu (secarik kertas atau yang lain) dengan tujuan agar hemolimfe yang ada ditubuh kumbang tersebut tidak pecah terpapar pada kulit kita dan segera cuci bersih dengan air dan sabun sehingga infeksi dapat dicegah. Pakaian ataupun peralatan yang terkena kumbang ini agar segera di cuci bersih.
Tindakan pertolongan pertama jika kontak dengan hemolimfe kumbang ini karena pecah pada kulit kita segera lakukan pencucian kulit yang kontak dengan air dan sabun untuk meminimalkan pederin yang masuk ke jaringan kulit. Sangat disarankan untuk segera konsultasi dengan para medis atau dokter untuk mendapatkan perawatan khusus karena reaksi pada kulit akan muncul antara 12 atau 36 jam setelah kontak dengan cairan tersebut yang dapat menyebabkan dermatitis diikuti dengan peradangan disekitar kulit sehingga menjadi ruam kemerahan dan akhirnya melepuh.

C. TINDAKAN PENCEGAHAN INTERVENSI KUMBANG KE HUNIAN
Pencegahan penyebaran kumbang ini supaya tidak menjadi gangguan bagi kita bersama adalah dengan jalan:
Proteksi semua akses masuk jendela, pintu dan ventilasi udara dengan insect screen untuk mengurangi masuknya serangga tersebut ke dalam bangunan.
Tutup jendela pintu rumah hunian menjelang malam hari pada saat lampu penerangan hunian sudah mulai dinyalakan untuk mencegah masuknya serangga tersebut.
Bersihkan semua sampah dedauan ataupun sampah organik tanaman yang membusuk agar tidak dipergunakan sebagai tempat bersarang dan berkembangbiak kumbang ini.
Pangkas dahan, ranting tanaman atau vegetasi yang sudah tidak produktif sehingga dapat mengurangi media untuk pindah serangga tersebut.
Singkirkan/bersihkan puing-puing yang dapat menampung air hujan dalam waktu yang lama sehingga tidak ditumbuhi oleh jamur, alga yang dapat dipergunakan sebagai sumber makanan kumbang ini.

D. TINDAKAN PENGENDALIAN
Jika diketemukan adanya infestasi dari kumbang ini dalam populasi yang besar perlu segera dilakukan penanganan dengan cara penyemprotan insektisida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar