- Mendapat laknat Allah
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu
beliau berkata, Rasulullah shallahu 'alahi wasallam bersabda, "Allah
melaknat orang yang memakan (pemakai) riba, orang yang memberi riba, dua orang
saksi dan pencatat (dalam transaksi riba), mereka sama saja". (HR. Muslim
dan Ahmad)
- Termasuk salah satu dari 7 dosa besar yang membawa kehancuran
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan.” Para shahabat
bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah tujuh perkara tersebut?” Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh tanpa alasan
yang bisa dibenarkan, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, lari dari
medan perang, dan menuduh wanita baik-baik berzina.” (Hr. Bukhari,
no 6465; Muslim no. 272)
- Dosanya seperti berzina dengan ibu kandung sendiri,
seperti Sabda Rosulullah shallahu
'alahi wasallam : "Dosa riba memiliki 72 pintu, dan yang paling ringan
adalah seperti seseorang berzina dengan ibu kandungnya sendiri." (Shahih,
Silsilah Shahihah no.1871)
- satu dirham dari hasil riba jauh lebih besar dosanya daripada berzina 36 kali
Dari
Abdullah bin Hanzhalah --seseorang yang jenazahnya dimandikan oleh para
malaikat--, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham
uang riba yang dimakan oleh seseorang dalam kondisi dia tahu bahwa itu adalah
riba, dosanya lebih berat dibandingkan berzina sebanyak tiga puluh enam kali.”
(Hr. Ahmad, no 22007; dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no.
3375)
- akan bangkit di hari Kiamat kelak seperti orang gila dan kesurupan. Dan mereka Kekal di Neraka.
Allah subhanahu wata'ala berkata
: "Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Dan barang siapa yang mengulangi (mengambil
riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya". (QS. Al-Baqarah:275).
menurut Syaikh Muhammad
al-Utsaimin ayat diatas memiliki dua pengertian, yakni di dunia dan di hari
Kiamat kelak. Beliau menjelaskan bahwa jika ayat itu mengandung dua makna, maka
dapat diartikan dengan keduanya secara bersamaan. Yakni mereka di dunia seperti
orang gila dan kesurupan serta bertingkah layaknya orang kerasukan setan (tidak
peduli, nekat dan ngawur, red). Demikian pula nanti di Akhirat mereka bangun
dari kubur juga dalam keadaan seperti itu.
- Hilangnya keberkahan harta dan pelakunya dicap melakukan tindakan kekufuran
"Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam
kekafiran, dan selalu berbuat dosa". (QS. Al-Baqarah:276)
mengenai ayat, "Allah
memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah," maka Syaikh Muhammad
al-Utsaimin mengatakan kehancuran materi (hakiki) dan maknawi. Kehancuran
materi seperti tertimpa bencana dalam hartanya sehingga habis, misalya sakit
yang parah dan mengharuskan berobat ke sana-sini, atau keluarganya yang sakit,
kecurian (dirampok), terbakar dan lain-lain, ini merupakan hukuman dunia. Atau
binasa secara maknawi, dalam arti dia memiliki harta yang bertumpuk-tumpuk
tetapi seperti orang fakir karena hartanya tidak memberi manfaat apa-apa.
Apakah orang seperti ini kita katakan memiliki harta? Tentu tidak, bahkan ia
lebih buruk daripada orang fakir, sebab harta bertumpuk-tumpuk yang ada di
sisinya, dia simpan untuk ahli warisnya saja. Sementara dia tidak dapat
mengambil manfaat darinya sedikit pun. Inilah kebinasaan harta riba secara
maknawi.
- Diperangi oleh Allah dan Rosulnya
sebagaimana dijelaskan dalam
firman-Nya, "Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba)
maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya". (QS. Al-Baqarah:279)
- Hilangnya keberkahan umur dan membuat pelakunya melarat,
Rasulullah shallahu 'alahi
wasallam bersabda, "Tidaklah seseorang memperbanyak harta kekayaan dari
hasil riba, melainkan berakibat pada kebangkrutan dan melarat." (HR.Ibnu
Majah).
- Sebagai bentuk maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya
Rasulullah shallahu 'alahi wasallam
bersabda, "Setiap umatku dijamin masuk surga kecuali yang enggan".
Para shahabat bertanya, "Siapa yang enggan masuk surga wahai
Rasulullah?". Beliau menjawab, "Barangsiapa yang ta'at kepadaku pasti
masuk surga dan barangsiapa yang berbuat maksiat (tidak ta'at) kepadaku itulah
orang yang enggan (masuk surga)". (HR.al-Bukhari)
- Ibadah haji, shadaqah dan infak dalam bentuk apapun tidak diterima oleh Allah subhanahu wata'ala kalau berasal dari hasil riba
Rasulullah shallahu 'alahi
wasallam bersabda dalam hadits yang shahih, "Sesunguhnya Allah itu baik
dan Dia tidak menerima kecuali dari hasil yang baik".
- tidak dikabulkan doanya.
Rasulullah shallahu 'alahi
wasallam bersabda, "Ada seorang yang menengadahkan tangannya ke langit
berdo'a, "Ya Rabbi, Ya Rabbi, sementara makanannya haram, pakaiannya
haram, dan daging yang tumbuh dari hasil yang haram, maka bagaimana mungkin
do'anya dikabulkan." (HR.Muslim)
- Sistim riba menjadi sebab utama kebangkrutan negara dan bangsa
Realita menjadi saksi bahwa
negara kita ini mengalami krisis ekonomi dan keamanannya tidak stabil karena
menerapkan sistim riba, karena para petualang riba memindahkan simpanan
kekayaan mereka ke negara-negara yang memiliki ekonomi kuat untuk memperoleh
bunga ribawi tanpa memikirkan maslahat di dalam negeri sendiri, sehingga negara
ini bangkrut.
- riba merupakan penjajahan ekonomi secara sistimatis dan terselubung oleh negara-negara pemilik modal, dengan cara pemberian pinjaman lunak. Dan karena merasa berjasa menolong negara-negara berkembang, maka dengan kebijakan-kebijakan tertentu mereka mendikte negara yang dibantu tersebut atau mereka akan mencabut bantuannya.
- Memakan riba menjadi sebab utama su`ul khatimah, karena riba merupakan bentuk kezhaliman yang menyengsarakan orang lain, dengan cara menghisap "darah dan keringat" pihak peminjam, itulah yang disebut rentenir atau lintah darat.
http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatannur&id=330
Tidak ada komentar:
Posting Komentar