Minggu, 22 Agustus 2021

Kumpulan Cerita Pendek Karya MDTA Al Hidayah Kelas 3

 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ  

Tahun Baru Islam

Oleh: Raisha Aldira Hylmi

MDTA Al Hidayah Kelas 3

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaraakatuh..

Bulan Muharam tiak lepas dari sejaran dan peristiwa besar Islam. Sejarah Tahun Baru Islam ditandai dengan besar, yakni peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw. dari Kota Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Perhitunagn tahun baru Islam bermula di masa Umar bin Khattab r.a, tepatnya pasca wafatnya Nabi Muhammad Saw.

Umar bin Khattab bermusyawarah dengan para sahabat dan singkat mereka pun berjima untuk menjadikan momentum dimana terjadi peristiwa hijran Nabi sebagai awal mula perhitungan tahun dalam Islam. Sebelum mengenai kalender Islam atau kalender hijriah, masyarakat Arab mengenai tahun dnegan menamainya menggunakan peristiwa penting yang terjadi di tahun tersebut. misalnya, kelahian Nabi Muhammad Saw. dikenal dengan Tahun Gajah, karena pada tahun tersebut terjadi penyerangan terhadapa Ka’bah oleh pasukan yang menggunakan gajah sebagai kendaraan perangnya.

Peristiwa penting Tahu Baru Islam diperingati setiap tanggal 1 Muharram oleh kaum muslimin. Nama Muharram secara bahasa dapat diartikan sebagai bulan yang diharamkan. Yaitu bulan yang di dalamnya orang-orang Arab diharamkan dilarang melakukan peperangan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuh.



Mencari Keadilan

Oleh: Alfiyyah Azira

MDTA Al Hidayah Kelas 3

Pada zaman dahulu, ada seekor tupai tinggal dalam rongga batang pohon untuk jangka waktu yang lama. Ia sangat menyenangi tempat tinggalnya itu. Pada suatu hari, ia meninggalkan sarangnya untuk mencari makan dan menemukan sebatang pohon kelapa.

“Kelapa adalah makanan kesukaanku” katanya. Segera ia memanjat pohon kelapa itu dan mulai menyantap buahnya. Tupai kecil itu sangat sayang untuk meninggalkan buah kelapa di pohonnya selama beberapa hari. Akhirnya, buah-buah kelapa itu habis semuanya. “Baiklah aku pulang sekarang,” ia berpikir, “Aku sudah lama meninggalkan sarangku.”

Namun, ketika tupai itu pergi, seekor tikus kecil dengan suka cita telah menempati sarangnya dalam rongga kayu tersebut. Ketika sang tupai kembali, ia sangat kaget menemukan tikus menempati rumahnya. “Apa yang kamu lakukan di sarangku ?” Tupai bertanya dengan marah.

“Apa maksudmu mengatakan sarangmu ?” jawab si tikus. “tempat ini kosong ketika aku datang.” “Aku pergi untuk tinggal pada sebatang pohon kelapa untuk sementara. Itu bukan berarti memberimu hak untuk pindah ke sarangku. Sekarang, kamu lebih baik keluar sebelum aku benar-benar marah,” teriak si tupai.

“aku tak peduli apakah kamu marah ataupun tidak. Aku tidak akan meninggalkan sarangku ini,” kata sang tikus kecil. Mendengar pertengkaran antara tupai dan tikus kecil itu, semua binatang berkumpul mengelilinginya. “Sudahlah, kalian jangan ribut-ribut begini.” kata rusa.

“Lalu, apa yang harus kami lakukan,” “Mengapa kalian tidak menyuruh seorang hakim untuk memutuskan siapa yang berhak atas sarang ini?” kata si rusa. “Itu ide yang bagus,” kata si tupai dan si tikus secara bersamaan. Lalu, mereka segera mencari seorang hakim yang adil kemana-mana.

Akhirnya, mereka berpapasan dengan seekor kucing. Ia kelihatannya sangat tua dan terpelajar. “” Bagiku, ia tampaknya seperti seekor kucing yang bijaksana. Ayo kita minta padanya untuk menyelesaikan pertengkaran kita,” kata sang tupai.

“Ah jangan!” teriak si tikus, “Kucing ini dapat membunuh kita.”



Angsa-angsa yang Cerdik

Oleh: Nanda Wahyu Ikhsany

MDTA Al Hidayah Kelas 3

Pada suatu hari, Serigala melihat beberapa ekor angsa sedang asyik bercakap. Serigala sangat girang. Ia melompat ke depan angsa-angsa itu dan siap memangsa mereka. Angsa-angsa itu sangat ketakutan.

Dengan sombong, Serigala itu berkata pada angsa-angsa itu, “Aku ini baik hati! Jadi, aku akan kabulkan permintaan terakhir kalian!”

Seekor angsa yang paling cerdas langsung berkata, “Ijinkan kami menyanyi untuk yang terakhir kali, supaya kami bisa mati dengan damai.”

Serigala setuju dan mengijinkan angsa yang cerdas itu menyanyi. Maka, terdengarlah suara teriakan yang keras dari mulut angsa itu.  Lalu, sebelum teriakannya itu selesai, angsa kedua juga mulai berkoak-koak berteriak. Kemudian dilanjutkan oleh angsa ketiga dan keempat. 

Ketika semua angsa itu selesai berteriak, sekawanan angsa lain berdatangan. Mereka bergabung dan mulai berkoak-koak ribut sampai Serigala merasa sakit kepala.

Serigala akhirnya memutuskan untuk pulang. Ia tidur tanpa makan malam samasekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar