سَمِعَ
اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ.
“Semoga Allah mendengar pujian orang yang memujiNya.”[1]
رَبَّنَا
وَلَكَ الْحَمْدُ، حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ.
“Wahai Tuhan kami, bagiMu segala puji, aku memujiMu dengan
pujian yang banyak, yang baik dan penuh dengan berkah.”[2]
مِلْءَ
السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ اْلأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ
شَيْءٍ بَعْدُ. أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ، أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ،
وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ. اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ
مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.
(Aku memujiMu dengan) pujian sepenuh langit dan sepenuh bumi,
sepenuh apa yang di antara keduanya, sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah
itu. Wahai Tuhan yang layak dipuji dan diagungkan, Yang paling berhak dikatakan
oleh seorang hamba dan kami seluruhnya adalah hambaMu. Ya Allah tidak ada yang
dapat meng-halangi apa yang Engkau berikan dan tidak ada pula yang dapat
memberi apa yang Engkau halangi, tidak bermanfaat kekayaan bagi orang yang
memilikinya (kecuali iman dan amal shalihnya), hanya dariMu kekayaan itu.[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar