Mungkin
kita sudah sering mendengar namanya, bahkan diantara user BJI-NET pun sudah ada
yang melihatnya secara langsung, merasakan nikmatnya sholat didalamnya.
Masjidil Haram adalah sebuah masjid di kota Mekkah, Saudi
Arabiyah yang ada ka’bah didalamnya, dahulu masjid ini tidak bertembok akan
tetapi dikelilingi oleh rumah-rumah penduduk dari semua arah dan perluasan yang
pertama terjadi pada masjid ini setelah datangnya islam yaitu pada masa
pemerintahan Umar bin Al Khothob radhiyallahu
‘anhu ketika beliau melihat bahwa masjid tidak bisa menampung para
jamaah haji dan orang yang berziarah lalu beliau membeli rumah-rumah yang ada
disekitarnya untuk perluasan dan mendirikan tembok atau dinding disekeliling
ka’bah setinggi manusia.
Dan pada
masa pemerintahan Utsman terjadi lagi perluasan demikian juga pada masa
Abdullah bin Az Zubair, lalu pada masa pemerintahan bani Umayah,Walid bin Abdil
Malik menambah sebidang tanah untuk masjid dan merenovasi dengan membangunnya
melengkung dan menghiasinya dengan kepingan-kepingan batu dan didukung dengan
tonggak-tonggak dari marmer yang dibawa dari mesir dan syiria.kemudian semasa
pemerintahan bani Abassiyah,khalifah Abu Ja’far Al Manshur menambah sebidang
tanah lagi untuk masjid dan membangun serambi bundar, dan ketika kholifah Al
Mahdy melaksanakan haji tahun 776 H, beliau membeli rumah-rumah yang berada
disekitar masjid dan tempat sa’i (mas’a) dan meratakan rumah-rumah tersebut dan
menambahkannya kedalam masjid sehingga luas masjid menjadi 1200.000 hasta
persegi kemudian pada masa kholifah Al Mu’tadid billah dan Al Mu’tadir billah
pun terjadi perluasan akan tetapi perluasan yang cukup besar terjadi pada tahun
306 H/918 M dan setelah itutidak terjadi perluasan sampai pada pemerintahan
kerajaan Saudi Arabiyah akan tetapi terjadi renovasi dan restorasi diantara
masa-masa tersebut.
Pemerintah
Saudi Arabiyah sebagaimana pemerintah yang lainnya yang berkuasa di makkah
telah memberikan perhatian yang sangat baik termasuk masjid haram sehingga pada
masa raja Saud bin Abdul Aziz ditetapkan pelaksanaan perluasan besar-besaran
atas masjid Al Haram yang dilaksanakan mulai dari tahun 1375 H/1955 M dan
dibagi menjadi beberapa tahap:
1. Tahap
pertama dimulai tahun 1375 H/1955 M yang mencakup beberapa realisasi
pembangunan yang terpenting diantaranya:
- Membongkar fasilitas tempat tinggal dan perdagangan yang berlokasi didekat tempat sa’I (mas’a) dan bangunan-bangunan yang terletak sebelah timur Marwa serta membangun jalan baru yang membentangsepanjang shafa dan marwa ke Qarwa,Qarara dan Syamiyah.
- Membangun tempat sa’i dua tingkat dengan panjang dari dalam 394,5 meter dan lebar 20 meter untuk mengakomodasi orang yang sholat dalam jumlah yang lebih banyak dengan tinggi lantai dasar 12 meter dan lantai atas 9 meter.
- Membangun ditengah-tengah mas’a sebuah pagar pembatas panjang hingga menjadi dua bagian.salah satunya untuk pelaksanaan sa’i dari shafa ke marwa dan yang lain dari marwa ke shofa,guna menghindari tabrakan ketika pelaksanaan sa’i.
- Membuat 16 pintu yang menghadap ke timur mas’a.dua tempat masuk untuk lantai atas: satu untuk shafa dan satu untuk marwa. Dari dalam telah dibangun dua jenjang masuk dari dalam masjid, satu dekat pintu (bab) al-shofa dan yang lain dekat pintu (bab) al-salam dan dibawah tanah dibangun ruangan setinggi 3,5 meter .
- Membangun saluran khusus untuk mencegah banjir.
- Membongkar fasilitas tempat tinggal dan perdagangan yang berlokasi didekat tempat sa’I (mas’a) dan bangunan-bangunan yang terletak sebelah timur Marwa serta membangun jalan baru yang membentangsepanjang shafa dan marwa ke Qarwa,Qarara dan Syamiyah.
- Membangun tempat sa’i dua tingkat dengan panjang dari dalam 394,5 meter dan lebar 20 meter untuk mengakomodasi orang yang sholat dalam jumlah yang lebih banyak dengan tinggi lantai dasar 12 meter dan lantai atas 9 meter.
- Membangun ditengah-tengah mas’a sebuah pagar pembatas panjang hingga menjadi dua bagian.salah satunya untuk pelaksanaan sa’i dari shafa ke marwa dan yang lain dari marwa ke shofa,guna menghindari tabrakan ketika pelaksanaan sa’i.
- Membuat 16 pintu yang menghadap ke timur mas’a.dua tempat masuk untuk lantai atas: satu untuk shafa dan satu untuk marwa. Dari dalam telah dibangun dua jenjang masuk dari dalam masjid, satu dekat pintu (bab) al-shofa dan yang lain dekat pintu (bab) al-salam dan dibawah tanah dibangun ruangan setinggi 3,5 meter .
- Membangun saluran khusus untuk mencegah banjir.
2. Tahap
kedua dimulai tahun 1379 H/1959 M, diantaranya:
- Membangun fondasi serambi bagian timur dan dindingnya dilapisi marmer,sementara kubah dan plafon dengan batu-batu pahatan.
- Menyelesaikan bagian yang belum selesai pada pembuatan saluran air pencegah banjir.
- Membangun gang melingkar diatas shofa yang sesuai dengan tingkat atas serambi bagian timur mas’a dan antara serambi dan mas’a dihubungkan dengan plafon bundar yang berbentuk kubah.gang ini dikhususkan untuk mereka yang masuk melalui pintu (bab) al-Shofa yang baru menuju ke kedua lantai.
- Membangun fondasi serambi bagian timur dan dindingnya dilapisi marmer,sementara kubah dan plafon dengan batu-batu pahatan.
- Menyelesaikan bagian yang belum selesai pada pembuatan saluran air pencegah banjir.
- Membangun gang melingkar diatas shofa yang sesuai dengan tingkat atas serambi bagian timur mas’a dan antara serambi dan mas’a dihubungkan dengan plafon bundar yang berbentuk kubah.gang ini dikhususkan untuk mereka yang masuk melalui pintu (bab) al-Shofa yang baru menuju ke kedua lantai.
3. Tahap
ketiga dimulai pada tahun 1318 H/1981 M diantaranya adalah:
- Membangun bagian kedua serambi barat daya dan menyelesaikan lantai bawahnya.
- Membangun serambi utama didaerah yang membentang dari pintu (bab) Al-Umroh ke pintu (bab) Al-Salam.
- Menyelesaikan pembangunan bawah tanah yang dibangun di bawah masjid al-haram, kecuali mas’a.
- Membangun bagian kedua serambi barat daya dan menyelesaikan lantai bawahnya.
- Membangun serambi utama didaerah yang membentang dari pintu (bab) Al-Umroh ke pintu (bab) Al-Salam.
- Menyelesaikan pembangunan bawah tanah yang dibangun di bawah masjid al-haram, kecuali mas’a.
Setelah
mas’a dimasukkan ke masjid al-haram, luas lantai atas dan lantai bawah
masing-masing 8.000 m2 lima halaman masjid untuk umum juga telah dibangun
sekitar masjid yang sekarang mempunyaoi 64 pintu, serta sejumlah terowongan
dari semua jurusan yang dilengkapi dengan toilet dan tempat-tempat
berwudhu.areal masjid haram setelah diperluas menjadi 193.000m2. sebelumnya
seluas 29.127 m2, yaitu bertambah seluas 131.041 m2.ini membuat masjid mempu
menampung 400.000 orang yang sholat. Perluasan ini meliputi restorasi ka’bah,
areal tempat tawaf (al-mathof) dan merenovasi Maqom Ibrohim. Kemudian pada
pemerintahan raja Fahd bin Abdul Aziz terdapat perluasan dan perbaikan
arsitektur masjid haram termasuk menggabungkan bagian baru kepada masjid yang
sekarang dari arah barat diareal pasar kecil antara pintu (bab) al-umroh dengan
pintu (bab) al-malik. Areal perluasan bangunan ini seluas 57.000 m2 yang
terdiri dari lantai bawah tanah, lantai dasar dan lantai satu. Areal ini dapat
menampung 190.000 orang sholat.
Proyek ini termasuk menyelesaikan halaman-halaman luar yang terdiri dari halaman yang tertinggal dekat pasar kecil dan halaman yang berlokasi sebelah timur mas’a dengan areal seluas 59.000 m2. Areal ini dapat mengakomodasikan 130.000 orang sholat. Maka areal masjid setelah perluasan sekarang, atap dan halaman seluas 328.000 m2 yang dapat mengakomodasikan 730.000 orang shalat.
Perluasan bangunan ini memiliki satu pintu masuk utama dan 18 pintu biasa. Disamping itu, bangunan yang yang telah ada memiliki 3 pintu masuk utama dan 27 pintu biasa. Dalam merancang bangunan perluasan ini adalah dengan membangun dua pintu masuk untuk ruang bawah tanah di samping 4 pintu masuk yang telah ada. Bangunan perluasan ini juga mempunyai dua menara setinggi 89 meter yang didisain arsitektur dan materialnya sama dengan tujuh menara sebelumnya.Untuk fasilitas jalan masuk orang-orang sholat ke atap bangunan perluasan pada musim-musim tertentu, telah dibangun 2 eskalator, satu terletak sebelah utara dan yang lain sebelah selatan dengan areal masing-masing 375 m2. Kedua bangunan ini mempunyai 2 set eskalator yang masing-masing berkapasitas 15.000 orang per jam. Ini disamping dua set eskalator dalam bangunan itu yang masing-masing berada dekat dengan pintu masuk utama. Eskalator-eskalator ini ditambah dengan 8 buah tangga dibangun untuk mempermudah gerakan jamaah haji dan orang sholat. Maka masjid haram dan perluasan bangunannya telah memiliki tujuh eskalator, tersebar diseluruh penjuru masjid guna melayani pengunjung lantai pertama. Setiap lantai bangunan memiliki 492 tiang yang semuanya dilapisi dengan marmar dengan tinggi 4,3 meter untuk lantai dasar dan 4,7 meter untuk lantai pertama. Dasar tiang-tiang berbentuk segi enam. Bagian muka bangunan perluasan, tinggi 20,96 meter dihiasi dengan prasasti Islami terbuat dari marmer dan batu-batu buatan.
Masjid Al-Haram sekarang terdiri dari 3 lantai, lantai bawah tanah tingginya 4 meter, lantai dasar dan lantai satu masing-masing setinggi 10 meter. Atap perluasan masjid semuanya dilantai dengan marmer hingga dapat dipergunakan untuk sholat.
Tiga kubah bagi perluasan masjid itu berlokasi di tengah-tengah sejajar dengan pintu masuk utama, tingginya 13 meter, dan sekitarnya dibuat jendela-jendela celah. Bentuk luar kubah-kubah ini sama dengan kubah-kubah yang telah ada.
Perluasan yang dilakukan oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz terus dilakukan dengan memperluas masjid dengan pengembangan horisontal dari lantai-latai yang sudah ada: ruang bawah tanah, lantai dasar, lantai satu dan atap. Ruangan awah tanah semuanya terletak dibawah permukaan tanah secara mekanis telah diperlengkapi dengan ventilasi udara . Sementara itu lantai dasar dan lantai satu berada diatas permukaan tanah. Ventilasi udaranya dibuat alami melalui jendela yang saling berlawanan.
Proyek ini termasuk menyelesaikan halaman-halaman luar yang terdiri dari halaman yang tertinggal dekat pasar kecil dan halaman yang berlokasi sebelah timur mas’a dengan areal seluas 59.000 m2. Areal ini dapat mengakomodasikan 130.000 orang sholat. Maka areal masjid setelah perluasan sekarang, atap dan halaman seluas 328.000 m2 yang dapat mengakomodasikan 730.000 orang shalat.
Perluasan bangunan ini memiliki satu pintu masuk utama dan 18 pintu biasa. Disamping itu, bangunan yang yang telah ada memiliki 3 pintu masuk utama dan 27 pintu biasa. Dalam merancang bangunan perluasan ini adalah dengan membangun dua pintu masuk untuk ruang bawah tanah di samping 4 pintu masuk yang telah ada. Bangunan perluasan ini juga mempunyai dua menara setinggi 89 meter yang didisain arsitektur dan materialnya sama dengan tujuh menara sebelumnya.Untuk fasilitas jalan masuk orang-orang sholat ke atap bangunan perluasan pada musim-musim tertentu, telah dibangun 2 eskalator, satu terletak sebelah utara dan yang lain sebelah selatan dengan areal masing-masing 375 m2. Kedua bangunan ini mempunyai 2 set eskalator yang masing-masing berkapasitas 15.000 orang per jam. Ini disamping dua set eskalator dalam bangunan itu yang masing-masing berada dekat dengan pintu masuk utama. Eskalator-eskalator ini ditambah dengan 8 buah tangga dibangun untuk mempermudah gerakan jamaah haji dan orang sholat. Maka masjid haram dan perluasan bangunannya telah memiliki tujuh eskalator, tersebar diseluruh penjuru masjid guna melayani pengunjung lantai pertama. Setiap lantai bangunan memiliki 492 tiang yang semuanya dilapisi dengan marmar dengan tinggi 4,3 meter untuk lantai dasar dan 4,7 meter untuk lantai pertama. Dasar tiang-tiang berbentuk segi enam. Bagian muka bangunan perluasan, tinggi 20,96 meter dihiasi dengan prasasti Islami terbuat dari marmer dan batu-batu buatan.
Masjid Al-Haram sekarang terdiri dari 3 lantai, lantai bawah tanah tingginya 4 meter, lantai dasar dan lantai satu masing-masing setinggi 10 meter. Atap perluasan masjid semuanya dilantai dengan marmer hingga dapat dipergunakan untuk sholat.
Tiga kubah bagi perluasan masjid itu berlokasi di tengah-tengah sejajar dengan pintu masuk utama, tingginya 13 meter, dan sekitarnya dibuat jendela-jendela celah. Bentuk luar kubah-kubah ini sama dengan kubah-kubah yang telah ada.
Perluasan yang dilakukan oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz terus dilakukan dengan memperluas masjid dengan pengembangan horisontal dari lantai-latai yang sudah ada: ruang bawah tanah, lantai dasar, lantai satu dan atap. Ruangan awah tanah semuanya terletak dibawah permukaan tanah secara mekanis telah diperlengkapi dengan ventilasi udara . Sementara itu lantai dasar dan lantai satu berada diatas permukaan tanah. Ventilasi udaranya dibuat alami melalui jendela yang saling berlawanan.
Selain
kepada Masjidnya, Perhatian setiap muslim tertuju juga kepada para imam
sholatnya. Mereka memiliki popularitas dan kedudukan yang mulia di hati kaum
muslimin. Berikut biodata ringkas tentang imam-imam tersebut.
1.
Syaikh DR. Su’ud bin Ibrahim as-Syuraim
Lahir pada
tahun 1386 H, di Saqra’ Riyadh.
Beliau
kuliah pada fakultas Ushuluddin di Jami’ah al-Imam Muhammad bin Su’ud
al-Islamiyah. Lulus pada tahun 1409 H, kemudian melanjutkan jenjang
pendidikannya di Ma’had ‘Ali untuk para hakim, hingga beliau mendapatkan gelar
Magister pada tahun 1413 H.
Pekerjaan
beliau, mantan hakim, pengajar di Masjidil Haram, Dekan fakultas Syari’ah di
Jami’ah Ummul Qura’ Makkah.
Tahun
penentuan beliau sebagai Imam di Masjidil Haram adalah tahun 1414 H.
Beliau
memiliki sejumlah besar onta, yang beliau habiskan sebagian waktu dengannya.
Beliau
memberikan perhatian besar dalam mensyarah kitab Tauhid di Masjidil Haram.
Beliau
terkenal dengan syair dan kalimat-kalimat yang lembut yang menyentuh.
Diantara
karya tulis beliau adalah al-Syamil fil Khathib wal-Khuthbah, sudah diterjemah
ke dalam bahasa Indonesia dan diedit oleh Ustadz Agus Hasan Bashori (pimred
Qiblati) dengan judul Ensiklopedi Khuthbah atau panduan khathib, atas izin
beliau oleh penerbit Darus sunnah Jakarta.
2.
Syaikh DR. Shalih bin Abdillah Alu Humaid
Lahir pada
tahun 1369 H di Buraidah.
Beliau
mengambil gelar doktor pada bidang Fiqih dan Ushulnya pada tahun 1402 H.
Profesi
beliau adalah Ketua Majelis Syura, dan anggota Haiah Kibarul Ulama.
Beliau
ditetapkan sebagai Imam Masjidil Haram pada 1 Muharram 1404 H.
Beliau
mengimami sekali dalam sebulan, yaitu untuk shalat Subuh. Sedangkan sebagian
besar waktunya beliau habiskan di Riyadh
untuk urusan tanggung jawab terhadap Majelis Syura. Beliau datang sekali
sebulan untuk khutbah Jum’at.
Beliau
memberikan perhatian besar terhadap tafsir al-Qur’an
al-Karim.
3.
Syaikh DR. Shalih bin Muhammad Alu Thalib
Beliau
lahir pada tahun 1393 H di Riyadh.
Beliau
ditetapkan sebagai Imam Masjidil Haram pada tahun 1423 H.
Beliau
bekerja sebagai Qadhi di Pengadilan Tinggi Makkah. Beliau sangat cakap dalam
pekerjaan beliau sebagai hakim dan teguh saat memberikan keputusan.
4.
Syaikh DR. Usamah bin ‘Abdillah Khayyath
Beliau
lahir pada tahun 1375 H di Makkah al-Mukarramah.
Syaikh
Usamah mendapatkan ijazah sanad dalam meriwayatkan kutubus sunnah dan seluruh kitab induk hadits lainnya.
Beliau
belajar di Makkah dan lulus dari Fakultas Kitab dan Sunnah pada tahun 1396
dengan predikat cumlaude dan menduduki peringkat pertama.
Profesi
beliau adalah pengajar di Masjidil Haram, mantan Anggota Majelis Syura, Dosen
di Fakultas Syari’ah Jami’ah Ummul Qura’.
Beliau
ditetapkan sebagai imam Masjidil Haram pada tahun 1418 H.
Beliau
dikenal dengan gaya
bahasa penyampaian yang kuat, yang mampu menggetarkan hati. Beliau adalah
satu-satunya imam masjid yang ayahandanya adalah seorang imam dan khatib masjidil
Haram. Dan ayahanda beliau tergolong Imam Masjidil Haram yang paling terkenal
di akhir-akhir ini.
5.
Syaikh DR, Abdurrahman bin ‘Abdil ‘Aziz as-Sudais
Syekh
Sudais lahir pada tahun 1382 di Riyadh.
Dia menjadi Hafidzul Qur’an pada usia 12 tahun, di masjid kota
Riyadh yang
dikepalai oleh Syaikh Abdul Rahman al-Faryan. Beliau juga diambil oleh Syaikh
Muhammed Ali Hussan and Syaikh Muhammed Abdul Majid Zakir untuk menerima
berbagai beasiswa.
Syaikh
Abdul Rahman tumbuh di Riyadh
beliau mencapai pendidikan dasar ‘Mathna bin Hartha’ semacam akademi ilmu
pengetahuan. Di sana
beliau belajar di bawah berbagai macam beasiswa termasuk dari Syaikh
Abdullah Munaif and Syaikh Abdullah bin Abdul Rahman al Tuwayjiri. Dr. Abdul
Rahman lulus dari akademi ini dengan predikat “Excellent” tahun 1399H dan
melanjutkan ke Fakultas Syari’ah. Setelah itu beliau menjadi Imam dan Khotib di
Masjid Syaikh al-Allam Abdul Razzaq Afifi. Beliau juga mulai mengajar di
Akademi Imam al-Dawa Al-Almy.
Pada tahun
1404 beliau ditunjuk sebagai Imam dan Khotib Masjid al-Haram, Makkah. Di sana pertama kalinya
beliau menjadi imam pada sholat Ashr tanggal 22 Sya’ban 1404H (22 Agustus
1404H). Khutbah pertama pada hari kelima belas bulan Ramadhan 1404H (15
September 1404H). Dalam tahun yang sama, Dr. Abdul Rahman mendapat gelar Master
Degree, dengan predikat “Excellent” dari Universitas Syari’ah Imam Muhammad bin
Saud. Beliau dilimpahi wewenang untuk menjadi guru asisten di Universitas
terkemuka Ummul Qura’, Makkah, di mana beliau mendapatkan gelar Doktornya, dan
lagi-lagi lulus dengan predikat “Excellent” pada tahun 1416H. Beliau ditunjuk
menjadi Dosen Fakultas Syari’ah di Universitas Ummul Qura’.
Dan beliau
ditetapkan sebagai Imam Masjidil Haram pada tahun 1404 H saat umur beliau 22
tahun.
6.
Syaikh Mahir bin Hamd al-Mu’aiqili
Beliau
dilahirkan al-Madinah al-Munawwaroh. Beliau habiskan usianya di Madinah,
kemudian beberapa tahun yang lalu pindah ke Makkah al-Mukarramah sebagai
pengajar di Sekolah Menengah.
Beliau
diangkat sebagai Imam Masjidil Haram pada tahun 1428 H, yang sebelumnya beliau
adalah Imam Masjid Nabawi pada tahun 1427 H.
7.
Syaikh Muhammad bin ‘Abdillah as-Subayyil
Beliau
lahir pada tahun 1345 H, di Qashim.
Beliau
adalah anggota Kibarul Ulama, dan anggota al-Majma’ al-Fiqhi.
Beliau
adalah mantan Ketua Umum Urusan Masjidil Haram Makkah dan Madinah juga anggota
Haiah Kibarul Ulama.
Beliau
diangkat sebagai Imam Masjidil Haram pada tahun 1385 H.
Mulai
tahun ini, beliau tidak mungkin mengimami di Masjidil Haram karena usia beliau
yang sudah lanjut, juga karena kondisi kesehatan beliau. Mudah-mudahan Allah I
menyembuhkan beliau. Sudah bertahun-tahun beliau mengimami shalat ‘Isya’.
Beliau tergolong Imam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang paling lama.
8.
Syaikh ‘Abdullah bin ‘Awad al-Juhani
Beliau
lahir pada 1396 H di Madinah.
Beliau
belajar di Fakultas al-Qur’anul Karim di Jami’ah Islamiyah.
Beliau
termasuk yang dimuliakan oleh Allah I sebagai imam dari keempat masjid yang
memiliki kedudukan terbesar di hati kaum Muslimin, yaitu Masjidil Haram, Masjid
Nabawi, Masjid Quba’ dan Masjid Qiblatain.
Beliau
sekarang adalah Mahasiswa S2 di Ummul Qura’. Pada usia 16 tahun beliau telah
mengikuti lomba hafal Qur’an di Makkah dan memperoleh peringkat pertama.
Dalam hal
membaca al-Qur’an beliau telah diijazahi oleh para ulama Qiraah yang bertaraf
Internasional yang terkenal di antaranya adalah: Syaikh az-Ziyat j , Syaikh
Ibrahim al-Akhdhor Ulama ahli Qur’an di Masjidil Haram, dan DR. ‘Ali
al-Khudzaifi, Imam Masjid Nabawi di Madinah.
9.
Syaikh DR. Khalid al-Ghamidi
Lahir pada
tahun 1388 H di Makkah.
Ditetapkan
sebagai Imam Masjidil Haram pada bulan Dzul Hijjah tahun 1428 H, hanya saja
beliau tidak mulai mengimami kecuali pada bulan Muharram tahun ini (1429 H).
Beliau
meraih gelar Magister dan doktoral dalam bidang tafsir di Jami’ah Ummul Qura’.
10.
Syaikh DR. Faishal Ghazawi
Lahir pada
tahun 1388 H di Makkah al-Mukarromah.
Ditetapkan
sebagai Imam Masjidil Haram pada bulan Dzul Qa’dah 1428 H. Hanya saja beliau
tidak mulai mengimami shalat kecuali bulan Muharram tahun ini.
Beliau
meraih gelar Magister dan doktoral di Jami’ah Ummul Qura’.
Saat ini
beliau bekerja di Fakultas Qiraah di Universitas yang sama.
Dengan
demikian, jumlah imam masjidil Haram adalah sepuluh orang. Masing-masing imam
memiliki imam cadangan yang siap mengganti saat imam tersebut berhalangan
hadir.
Masing-masing
Imam mendapatkan santunan bulanan sekitar 10 ribu riyal, dan ini bukanlah
termasuk gaji pokok, namun ini hanyalah gaji tambahan, karena masing-masing
imam memiliki pekerjaan tetap di berbagai Universitas dengan gaji yang lebih
besar dari gaji sebagai Imam.
Inilah
sekelumit biografi singkat tentang orang-orang yang mencurahkan jiwa dan
kesungguhan mereka demi melayani agama ini. Mudah-mudahan Allah I membalas
mereka dengan sebaik-baik balasan, dan mudah-mudahan Allah I menjadikan kita
dan mereka termasuk orang-orang yang beruntung dengan keridhaan-Nya. (AR) [*]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar