Dan Alhamdulillah, sudah banyak yang memiliki rumah,
namun biasanya kalau rumahnya belum bagus, dia berkeinginan untuk
memperindah rumahnya
Dengan desain yang lebih indah dan elegant.
Lebih luas dan menarik dari luar dan dalam.
Dan Yang sudah memiliki rumah bagus nan
mewah, kadangkala bila melihat rumah yang lebih indah, terbetik di
hatinya untuk merenovasi rumahnya atau membangun rumah seperti yang dilihatnya.
Dia akan memilih lokasi yang lebih indah, lebih
strategis, lebih aman dan lebih semuanya.
Kenapa tidak?
Tentunya tidak apa-apa selama dari hasil yang halal
dan sesuai dengan syari'at.
Namun, bila kita perhatikan dan renungkan, ternyata
tidak sedikit dari manusia yang hidup di muka bumi ini, khususnya orang-orang
miskin yang sampai mati belum sempat memiliki rumah.
Atau ada yang sudah menabung dari masa
muda sampai tua, tapi belum juga tercapai rumah yang diimpikannya.
Selama hidupnya ia tinggal di rumah kontrakan yang
sederhana, apa hendak dikata; itulah kemampuan yang dimilikinya.
Atau ada yang sudah membangun rumah kecil, namun
ternyata rumahnya harus digusur karena berdiri di atas tanah sengketa.
Dan pada hakekatnya, semuanya akan digusur, kalau
bukan rumahnya, maka penghuninya yang akan dipaksa keluar dari rumah idamannya.
Sebagus manapun rumah yang dimilikinya.
Seindah manapun lokasi yang dipilihnya.
Sehebat manapun arsitek yang membangunnya.
Semahal manapun rumah yang dibelinya.
Selengkap apapun fasilitas yang disediakan olehnya
Pasti suatu saat, rumah itu tak ubahnya rumah
kontrakan, yang harus ditinggal oleh penghuninya, karena masa
kontraknya sudah habis.
Saudaraku…..!
Pernahkan anda bermimpi untuk memiliki rumah
yang tidak perlu susah payah membangunnya.
Catnya tidak pernah pudar.
Tanamannya tidak pernah layu.
Bentuknya tidak pernah membosankan.
Bangunannya disusun dari batu bata emas dan
perak.
Bahan pelekatnya adalah minyak kesturi.
Kerikilnya dari mutiara dan permata.
Debunya adalah Za’faran (Komkoma).
Tamannya tidak pernah putus berbuah.
Sungai-sungai Mengalir di bawahnya.
Kekal dan abadi tidak seperti rumah di dunia.
Yang memasukinya tidak akan pernah tertimpa duka dan
kesedihan ([1])
Maukan anda membangun rumah tersebut di atas?
Atau menabung untuk membelinya?
Atau kalau tidak memintanya dari Sang Empunya?
Istri tercinta Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam, yang bernama Khadijah telah mendapatkan satu dari rumah yang
indah itu, sebagaimana diinfokan oleh malaikat Jibril alaihissalam.([2])
Bukan di kota Mekah yang gersang dan kering kerontang.
Bukan di pondok indah yang tidak lepas dari incaran
kawanan perampok.
Bukan di muka bumi yang suatu saat akan luluh lantah
rata dengan tanah.
Namun di surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Rumah yang disediakan untuk hamba-hamba yang bertaqwa
Istr i fir'aun telah berdoa memohon kepada Allah ,
suatu permohonan yang telah Allah ta'ala abadikan dalam Al Qur'an; ([3] )Ia
meminta di bangunkan di sisi Allah Taala sebuah rumah.
Ia menginginkan bertetanggaan dengan sang Pencipta.
Berjiran dengan ar Rahman dan ar Rahiem yang selama
ini; ia telah mengabdikan diri kepada-Nya, walaupun ia belum melihat-Nya.
Bukan bertetangga dengan presiden.
Bukan dengan pangdam.
Bukan dengan pengusaha sukses
Bukan dengan pejabat kaya
Namun bertetangga dengan al Khaliq.
Saudaraku, pernahkkah anda memikirkan rumah anda
di surga?
Atau anda hanya memikirkan rumah di dunia saja?
Rumah di surga itu tidak susah didapat.
Tidak perlu memeras keringat dari pagi sampai sore.
Tidak perlu uang yang banyak.
Pengemis dan fakir miskinpun bisa memperolehnya.
Caranya….?
Sebagaimana
banyak cara untuk dapat memiliki rumah di dunia; Ternyata banyak cara pula
untuk membangun rumah di surga. Allah memberikan banyak opsi bagi manusia,
karena sebagai Sang Pencipta Dia mengetahui adanya perbedaan di antara
hamba-hambanya dalam menentukan jalan dan caranya.
Berikut beberapa amalan yang silahkan
diamalkan bagi yang ingin memiliki rumah di surga, semua sesuai dengan
kemampuan masing-masing:
1.
Berusahalah untuk senantiasa
shalat sunnah sebanyak 12 rakaat dalam sehari dan semalam.
Qabliah, ba'diah(terutama rawatib), dhuha, atau sunnah
yang lainnya, karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
((مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلَّا
بَنَى الله عَزَّ وَجَلَّ لَهُ بِهِنَّ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ))
"Tidaklah seorang muslim melaksanakan shalat
sunnah untuk Allah pada setiap harinya sebanyak 12 raka'at selain shalat
fardhunya, melainkan Allah akan membangunkan baginya rumah di surga". (HR
Muslim)
2. Membangun masjid.
Kalau
mungkin kita tidak bisa melakukan yang pertama, cobalah menyisihkan rizkinya
untuk membangun masjid, jangan takut miskin karena membangun rumah Allah
di muka bumi ini, karena Rizki kita itu dari Allah, dan Dia berjanji akan
memberi ganti bagi kita di dunia dan membangunkan rumah untuk kita di surga.
Rasulullah
shallallahu 'alahi wa sallam bersabda, yang artinya: "Barang siapa yang
membangunkan bagi Allah sebuah masjid, niscaya Allah akan membangunkan untuknya
rumah di surga". (HR Bukhari Muslim)
Tapi
kalau kita tidak bisa membangun masjid, semua dananya dari kocek kita, maka
kita bisa berpartisipasi sesusai dengan kemampuan kita, kalau tidak bisa dengan
duit, maka cobalah sekali-sekali menyisihkan waktu dan tenaga untuk membantu
membangun rumah Allah, jangan berkata itu sudah ada tukangnya, kita membangun
bukan karena dibayar, tapi kita sedang membangun rumah kita di surga,
Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam bersabda:
«مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ، أَوْ
أَصْغَرَ، بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ»
"Barang siapa yang membangunkan sebuah masjid
karena Allah, walaupun sekecil tempat bertelurnya burung Dara pasir, atau yang
lebih kecil, niscaya Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga". (HR
Ibnu Majah, dishahihkan oleh Albani, Shahih Jami' no: 6128).
Sesuatu yang kecil akan menjadi besar dan dahsyat
karena niat dan tujuan yang baik dan luhur.
3- Membaca surat al
Ikhlas sebanyak 10 kali.
Kalau mungkin kita tidak bisa melakukan kedua hal di
atas, masih ada amalan lain yang bisa dilakukan; Rasulullah shallallahu 'alahi
wa sallam bersabda:
«مَنْ قَرَأَ { قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ } عَشَرَ
مَرَّاتٍ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِيْ الجَنَّةِ» .
"Barang siapa yang membaca surat (Qul Quwallahu
Ahad) sebanyak sepuluh kali, niscaya Allah akan membangunkan untuknya rumah di
surga".(HR Ahmad, dishahikan Albani, Sohihil Jami' no: 6472).
Subhnallah, sebuah amalan yang sangat ringan
dengan ganjaran yang begitu indahnya, akan tetapi hal ini tetap membutuhkan
keikhlasan.
4- Bersabar dan memuji
Allah tatkala mendapat musibah meninggalnya buah hati (anak)
Perkara yang satu ini membutuhkan perjuangan yang
sangat berat, namun akan mudah bagi orang-orang yang beriman dengan takdir
Ilahi, semua yang terjadi sudah menjadi kehendak sang Pencipta Yang Maha kuasa,
semua pasti mengandung hikmah yang agung. Sedih boleh, tapi jangan larut dalam
samudra kesedihan, masih banyak tugas dan kewajiban yang harus diselesaikan,
yang mati sudah lebih dahulu terlepaskan dari beban dunia. Sementara yang hidup
masih banyak tanggungan yang harus segera dikerjakan, Rasulullah
shallallahu 'alahi wa sallam bersabda yang artinya:
"Jika anak dari seorang hamba Allah meninggal
dunia, Allah berfirman kepada para malaikat-Nya: "Kalian telah mencabut
nyawa anak hamba-KU?", maka mereka berkata: "Iya, benar".
Kemudian Allah berkata: "Kalian telah mengambil
buah hatinya?", maka para malaikat berkata: "Iya, benar".
Allah bertanya lagi : "Apa yang dikatakan oleh
hamba-Ku" ?
"Dia memuji-Mu dan berkata "Inna lillahi
wa innaa ilaihi raji'un" (Sesungguhnya kami milik Allah, dan
sesungguhnya kepadaNya kami akan kembali", Jawab para malaikat.
Allah-pun berfriman: "Dirikanlah sebuah rumah
untuk hamba-Ku di surga, dan namakan rumah itu; "RUMAH PUJIAN".(HR
Tirmidzi, dihasankan Albani, Shohihul Jami' no: 795).
Memuji dan menyanjung Allah ta'ala tatkala mendapat
musibah maqamnya berada di atas maqam kesabaran.
5- Membaca doa tatkala
masuk pasar.
Bila kita pergi ke pasar, maka jangan lupa untuk
membaca doa masuk pasar, karena yang membacanya dengan ikhlash dan mengharap
ridha Allah Taala, akan dibangunkan baginya rumah di surga, Rasulullah shallallahu
'alahi wa sallam bersabda yang artinya: "Barang siapa yang masuk ke
pasar dan berkata :
لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ
الْحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ،
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.
"Tiada tuhan yang berhak disembah melaikan hanya
Allah yang esa, yang tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kerajaan, bagi-Nya
segala pujian, Dia yang menghidupkan dan Dia yang mematikan, dan Dia Maha
Hidup, tidak mati, di tangan-Nya segala kebaikan, dan Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu".
Maka Allah akan menuliskan baginya seribu dikali
seribu kebaikan, dihapuskan darinya seribu kali seribu dosa, dan diangkat
untuknya seribu kali seribu derajat (yakni satu juta), dan Allah akan membangunkan
baginya rumah di surga". (HR Ahmad, Tirmidzi, dihasankan oleh Albani
–Shahihul Jami' no : 6231).
Mungkin kita berfikir amalan ini mudah dan ganjarannya
begitu dahsyat, tapi ingat betapa seringnya sebagian dari kita tidak
membacanya???
Karena setan-setan penjaga pasar tidak akan pernah
lupa untuk membuat kita lupa melakukannya.
Dan sebagai catatan, hadits di atas bukanlah anjuran
agar banyak-banyak ke pasar, karena pasar tetap sebagai tempat yang paling
dibenci oleh Allah, namun kalau kita harus ke pasar, jangan lupa membaca doa di
atas.!!!
6- Tinggalkan kebiasaan
berdusta, walaupun hanya bergurau.
Berbohong untuk menyegarkan suasana bersama, sering
kali menjadi opsi sebagian orang, padahal yang namanya berbohong tetaplah tidak
boleh. Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam bersabda, yang artinya:
"Aku menjamin sebuah rumah di tengah-tengah
surga, bagi yang meninggalkan dusta, walaupun hanya bergurau". (HR Abu
Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Shihihah no:273).
Sudah saatnya kita berhati-hati dalam berbicara,
walaupun dalam kondisi bersenda gurau.
7- Meninggalkan
perdebatan walaupun merasa pendapatnya adalah yang benar.
Manusia memiliki instink untuk mempertahankan
pendapatnya dan menunjukkan eksistensi dirinya, apalagi dalam kondisi-kondisi
spesial, dan Nabi shallallahu 'alahi wa sallam menjaminkan sebuah rumah di
bagian pingiran surga, bagi yang meninggalkan berbantah-bantahan walaupun
pendapatnya yang benar.
Khususnya dalam urusan-urusan dunia, demi menjaga
perasaan saudara sesama muslim, apalagi kalau itu di antara suami istri yang
kerap kali berbantah-bantahan dalam urusan sepele, sehingga terjadi keributan
yang berkepanjangan di antara mereka. Maka meninggalkannya walaupun pendapat
kita yang benar adalah suatu kemuliaan. Mungkin kita pernah mendengar orang
menyebutkan (Yang waras ngalah), ini adalah benar adanya.
Sebuah rumah di surga telah dijaminkan oleh Rasulullah
shallallahu 'alahi wa sallam bagi mereka.(HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dihasankan
oleh Albani dalam Shohih Targhim 3/6)
Disebutkan Bahwa Nabi Dawud berpesan kepada putranya,
"Wahai anakku! Jauhilah perdebatan. Sesungguhnya ia itu manfaatnya
sedikit, dan ia menyulut permusuhan di antara sesama saudara". (Faidhul
Qadir, al Munawi 5/5).
8- Menutup celah di
antara Shaf Shalat.
Bila kita mendapat celah di antara Shaf shalat,
seperti yang banyak kita dapati di negeri kita, seakan-akan setiap orang
memiliki kekuasaan masing-masing, sehingga saling berjauhan shaffnya, maka
tutuplah celah itu, sambunglah shaf itu, Allah akan membangunkan rumah di surga
bagi yang melakukannya.
Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam bersabda:
«مَنْ سَدَّ فُرْجَةً فِي صَفٍّ رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا
دَرَجَةً، وَبَنَى لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ»
"Barang siapa yang menutup celah di Shaff niscaya Allah akan mengakat
baginya satu derajat dan membangunkan untuknya rumah di surga".
(HR.Thabrani, dishahikan Albani, Shohihah no: 1892).
9- Berhijrah.
Berhijrah yakni berpindah dari negeri kafir ke negeri
Islam, dari tempat yang tidak bisa ditegakkan syiar-syiar Islam ke tempat yang
dapat diteegakknya syiar-syiar Islam, dan Hijrah adalah suatu kewajiban yang
berlanjut sampai hari Kiamat. Di balik kewajiban ini ada suatu keutamaan yang
Allah janjikan, Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam bersabda, yang artinya:
"Aku menjaminkan sebuah rumah di bagian pingiran
surga, bagi yang beriman kepadaku dan masuk Islam serta berhijrah".
(HR Nasai, Shohih Jami' no: 1465)
10- Berjihad di jalan Allah ta'ala.
Para mujahidin di jalan Allah mendapatkan tiga buah
rumah: di pingiran surga, di tengah surga dan di tempat tertinggi di surga,
sebagaimana hal itu disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadist Fudhalah bin Ubaid ((HR Nasai, Shohih Jami' no: 1465).
Tiga rumah spesial ini dikhususkan bagi mereka yang
benar-benar berjuang untuk menegakkan kalimat Allah ta'ala di muka bumi.
11- Husnul Khuluq
Rasulullah
shallallahu 'alahi wa sallam bersabda: "Aku menjaminkan
sebuah rumah di tempat yang tertinggi di surga, bagi yang akhlaknya mulia". (HR Abu
Dawud, Tirmidzi, dihasankan Albani, Shohihul Jami' no: 1463).
Inilah
beberapa opsi bagi yang ingin memiliki rumah di surga kelak, rumah yang tiada
duka, tiada susah, tiada gundah, namun waktu membangunnya adalah tatkala kita
berada di rumah yang penuh dengan duka dan gundah, di dunia ini.
Semoga
Allah memudahkannya untuk semua…. Amiin !
Selamat membangun rumah idaman !
Oleh : Syafiq Riza Basalamah.
([1]) Lihat Musnad Ahmad
(no: 9744)
([2]) HR Bukhari Muslim
([3]) lihat: surat at
Tahrim (12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar