Tadi
pagi ditempat kerja, ada teman yang mengaku melihat seekor serangga
di toilet kamar mandi yang bentuknya mirip tomcat. Terlepas apakah
serangga itu benar tomcat atau bukan, saya jadi ingat punya file
tentang tomcat yang pada kesempatan kali ini akan saya sharing untuk
anda. Artikel berikut membahas dengan singkat tentang biologi, siklus
hidup, perilaku dan tempat hidup, penyebaran, pengaruh terhadap
kesehatan, tindakan pencegahan dan tindakan pengendalian terhadap serangga
tersebut. Semoga bermanfaat.
A.
BIOLOGI
KUMBANG ROVE
- MORFOLOGI
•
Order :
Coleoptera
•
Suborder :
Polyphaga
•
Family :
Staphylinidae
•
Subfamily :
Paederinae
•
Genus :
Paederus
•
Species :
Paederus
spp.
- India: P. melampus
- South America: P. brasilensis
- Venezuela: P. colombius
- Taiwan: P. fusipes
- Indonesia: P. peregrinus
3.
DAUR/SIKLUS HIDUP
Kumbang
Rove memiliki daur/siklus hidup sempurna mulai dari telur, larva,
pupa dan dewasa. Fase telur diletakkan di tempat yang banyak terdapat
makanan untuk perkembangan fase larva dan kelompokan telur diletakkan
di tanah lembab ataupun tanah kompos. Larva sangat aktif dalam
mencari makan di habitat yang lembab dan material organik, beberapa
spesies dikenal sebagai predator serangga kecil lainnya, dan beberapa
spesies lainnya sebagai pemakan jamur, alga dan mulsa tanaman. Fase
pupa kumbang rove ini akan berada di area yang lembab dan tanah
kompos. Dewasa kumbang rove mempunyai bentuk pipih memanjang dengan
ukuran 7 s/d 10 mm. Sayap depan yang mengeras dipergunakan untuk
perisai sedangkan sayap transparan dipergunakan untuk terbang.
4.
PERILAKU & TEMPAT HIDUP
Seperti
dijelaskan diatas kumbang rove dewasa berkembangbiak di tanah kompos
basah dan lembab. Menurut laporan FAO (1994), kumbang ini berperan
sebagai predator atau musuh alami bagi hama tanaman padi (wereng
coklat). Namun menurut Kalshoven (1981) kumbang rove tidak efektif
sebagai predator karena sifatnya yang polifagus.
Populasi
kumbang ini meningkat pesat saat pada bulan akhir musim penghujan
(Maret dan April) dan akan berkurang setelah memasuki musim kemarau.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa peningkatan pesat populasi kumbang
ini dikaitkan dengan fenomena el Nino di beberapa Negara.
5.
PENYEBARAN
Kumbang
rove dewasa berpindah dari habitat utamanya dengan berjalan diatas
permukaan tanah ataupun melalui tajuk tanaman. Kumbang ini tertarik
dengan cahaya lampu pijar maupun neon saat malam hari dan sebagai
akibatnya diketemukan aktifitas kumbang ini mendekati pemukiman,
bangunan komersial dan fasilitas-fasilitas umum lainnya. Seiring
dengan banyaknya
pembangunan
gedung, hunian, dan bangunan-bangunan komersial membuat habitat alami
kumbang ini menjadi berkurang dan tidak dapat dielakan lagi
intervensi kumbang ini dapat bersentuhan dengan kehidupan manusia.
B.
PENGARUH TERHADAP KESEHATAN
Kumbang
rove yang awalnya tidak menganggu kehidupan manusia berubah menjadi
hama pengganggu manakala memasuki hunian manusia terutama menjelang
malam hari saat lampu mulai aktif menyala. Pintu, jendela, ventilasi
udara yang tidak diproteksi dengan insect screen menjadi akses utama
kumbang ini masuk ke dalam tempat tinggal manusia.
Kumbang
ini tidak menggigit ataupun menyengat hanya saja ketika tidak sengaja
tersapu, tergaruk atau tergencet diatas kulit manusia akan
menyebabkan iritasi ringan sampai berat (paederus
dermatitis).
Ketika tubuh kumbang ini pecah diatas kulit kita akan mengeluarkan
semacam cairan hemolimfe yang berisi pederin (C25H45O9N) yang
bersifat toksin terhadap kulit. Reaksi kulit jika terkana cairan ini
akan muncul gejala-gejala seperti gatal-gatal, rasa terbakar, dan
bungkul-bungkul kemerahan.
Tindakan
pertama jika tidak disengaja kumbang ini menempel pada kulit kita
hindarkan untuk tidak menyapu, menggencet, atau memukul binatang
tersebut diatas kulit kita, biarkan kumbang ini pergi dengan jalan
ditiup atau dipindahkan dari kulit kita memakai bahan tertentu
(secarik kertas atau yang lain) dengan tujuan agar hemolimfe yang ada
ditubuh kumbang tersebut tidak pecah terpapar pada kulit kita dan
segera cuci bersih dengan air dan sabun sehingga infeksi dapat
dicegah. Pakaian ataupun peralatan yang terkena kumbang ini agar
segera di cuci bersih.
Tindakan
pertolongan pertama jika kontak dengan hemolimfe kumbang ini karena
pecah pada kulit kita segera lakukan pencucian kulit yang kontak
dengan air dan sabun untuk meminimalkan pederin yang masuk ke
jaringan kulit. Sangat disarankan untuk segera konsultasi dengan para
medis atau dokter untuk mendapatkan perawatan khusus karena reaksi
pada kulit akan muncul antara 12 atau 36 jam setelah kontak dengan
cairan tersebut yang dapat menyebabkan dermatitis diikuti dengan
peradangan disekitar kulit sehingga menjadi ruam kemerahan dan
akhirnya melepuh.
C.
TINDAKAN PENCEGAHAN INTERVENSI KUMBANG KE HUNIAN
Pencegahan
penyebaran kumbang ini supaya tidak menjadi gangguan bagi kita
bersama adalah dengan jalan:
• Proteksi
semua akses masuk jendela, pintu dan ventilasi udara dengan insect
screen untuk mengurangi masuknya serangga tersebut ke dalam bangunan.
• Tutup
jendela pintu rumah hunian menjelang malam hari pada saat lampu
penerangan hunian sudah mulai dinyalakan untuk mencegah masuknya
serangga tersebut.
• Bersihkan
semua sampah dedauan ataupun sampah organik tanaman yang membusuk
agar tidak dipergunakan sebagai tempat bersarang dan berkembangbiak
kumbang ini.
• Pangkas
dahan, ranting tanaman atau vegetasi yang sudah tidak produktif
sehingga dapat mengurangi media untuk pindah serangga tersebut.
• Singkirkan/bersihkan
puing-puing yang dapat menampung air hujan dalam waktu yang lama
sehingga tidak ditumbuhi oleh jamur, alga yang dapat dipergunakan
sebagai sumber makanan kumbang ini.
D.
TINDAKAN PENGENDALIAN
Jika
diketemukan adanya infestasi dari kumbang ini dalam populasi yang
besar perlu segera dilakukan penanganan dengan cara penyemprotan
insektisida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar