Nabi telah
mengabarkan bahwa ada tujuh perkara yang pahalanya akan tetap mengalir kepada
manusia di dalam kuburnya setelah ia meninggal. Dari Anas,ia berkata,
Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
سَبعٌ يَجرِي
لِلعَبدِ أَجرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبرِهِ بَعدَ مَوتِهِ مَن عَلَّمَ عِلْماً أَو
أَجرَى نَهراً أو حَفَرَ بِئراً أَو غَرَسَ نَخلاً أَو بَنَى مَسجِداً أَو وَرَّثَ
مُصحَفاً أَو تَرَكَ وَلَداً يَستَغفِرُ لَهُ بَعدَ مَوتِهِ
“Ada tujuh
hal yang pahalanya akan tetap mengalir bagi seorang hamba padahal dia sudah
terbaring dalam kuburnya setelah wafatnya, Orang yang mengajarkan suatu ilmu,
mengalirkan sungai, menggali sumur, menanam kurma, membangun masjid, mewariskan
mushaf atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun buatnya setelah dia
meninggal.” (HR.
al-Bazzar, dinilai hasan oleh syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’)
Berikut
beberapa penjelasan mengenai hadits tersebut,
1.Mengajarkan
Ilmu, yang
dimaksud dengan ilmu adalah, segala ilmu pengetahuan yang bermanfaat yang bisa
mengantarkan seseorang mengetahui tentang agama mereka dan mengenalkan Tuhan
dan sesembahan mereka, ilmu yang bisa membimbing mereka ke jalan yang lurus,
dengan ilmu tersebut ia bisa membedakan antara petunjuk dan kesesatan,
kebenaran dan kebatilan, demikian pula, pengetahuan halal dan haram. Dari sini
menunjukkan besarnya kedudukan ulama pemberi nasihat serta dai yang ikhlas yang
mereka hakikatnya pelita bagi seorang hamba dan tanda simbol ketinggian bagi
sebuah negara dan penopang umat dan sumber hikmah, kehidupan mereka adalah
sebuah kekayaan dan kematian mereka adalah sebuah bencana. Merekalah yang
mengajari orang-orang bodoh, mengingatkan orang-orang yang lalai dan
menunjukkan orang-orang yang tersesat. Tidak terbersit pada mereka kejelekan
dan tidak takut celaan. Ketika salah satu dari mereka meninggal, ilmunya akan
tetap tinggal dan terwariskan di antara manusia. Karangan dan ucapan mereka
akan senantiasa beredar. Para ulama tersebut terus mendapat aliran pahala yang
berlipat ganda, meskipun mereka berada di dalam kuburnya.
Dahulu
orang-orang mengatakan, “Seorang alim meninggal sementara kitabnya masih tetap
ada.” Adapun saat ini, suara mereka terekam dalam pita-pita kaset yang berisi
pelajaran-pelajaran ilmiah, ceramah dan khutbah yang penuh dengan manfaat.
Sehingga manfaat ini akan dirasakan oleh generasi setelahnya yang tidak hidup
dan bertemu mereka. Dan orang-orang yang mencetak buku-buku yang penuh manfaat
dan menyebarkan karangan-karangan mereka yang penuh faidah serta membagikan
kaset-kaset ilmiah dan kaset dakwah, maka bagi mereka pahala yang besar, insyaallah.
2.
Mengalirkan sungai, Maksudnya
adalah membuat jalan air dari mata air dan sungai lainnya, agar air bisa
mengalir menuju tempat manusia dan sawah-sawah mereka. Sehingga, manusia bisa
minum dengan puas, tanaman tersirami, binatang ternak pun akan meminum air
tersebut. Berapa banyak kebaikan dari amal yang agung ini sebagai bentuk
berbuat baik kepada manusia dengan memudahkan mereka mendapatkan air yang mana
merupakan komponen terpenting dalam kehidupan. Termasuk di dalamnya adalah
memanjangkan pipa ke pemukiman penduduk, serta meletakan sumber air di
jalan-jalan dan tempat-tempat yang dibutuhkan.
3. Menggali
sumur,
penjelasannya sama dengan yang tersebut di atas, dalam hadits disebutkan dari
Abu Hurairah bahwasanya Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
بَيْنَا
رَجُلٌ بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا
فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ
، فَقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ
الَّذِي كَانَ بَلَغَ مِنِّي ، فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَاء خُفَّهُ مَاءً فَسَقَى
الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ ، قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّه
وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ لَأَجْرًا ؟ فَقَالَ فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ
رَطْبَةٍ أَجْرٌ
“Suatu
ketika ada seorang lelaki yang sangat kehausan di sebuah jalan, lalu dia
menemukan sumur. Dia turun ke sumur tersebut lalu meminum airnya lalu keluar.
Tiba-tiba dia mendapati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya menjilat-jilat
tanah karena kehausan. Berkatalah lelaki tadi, “Anjing ini telah kehausan
sebagaimana yang aku rasakan tadi.” Lelaki tersebut kembali turun ke sumur dan
mengisi sepatunya dengan air, lalu diminumkan ke anjing tersebut. Maka, Allah
bersyukur kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya. Para sahabat bertanya, “Apakah kita
bisa mendapatkan pahala karena binatang? Rasulullah bersabda, “Ya, berlaku
baik pada setiap yang bernyawa itu ada pahala.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
4. Menanam pohon kurma, seperti sudah diketahui bersama,
bahwa pohon kurma adalah pohon yang paling utama dan sangat bermanfaat bagi
manusia. Siapa yang menanam pohon kurma dan bersedekah dengan buahnya kepada
kaum muslimin, maka pahalanya akan terus mengalir setiap kali ada orang yang
memakan kurma tersebut, atau memanfaatkannya baik itu manusia atau hewan. Hal
ini berlaku pula pada segala jenis pohon selain kurma yang bermanfaat bagi
manusia. Penyebutan kurma adalah karena keutamaan dan keistimewaannya.
5. Membangun
masjid (tempat yang paling dicintai Allah), masjid adalah tempat yang diijinkan untuk ditinggikan
dan disebut nama-Nya di sana. Jika masjid dibangun, maka akan didirikan shalat
di dalamnya, dibacakan al-Qur’an di dalamnya, disebut nama Allah, disebarkan
ilmu dan sebagai tempat berkumpulnya kaum muslimin, serta untuk kepentingan
lain yang mengandung maslahat yang besar. Dan untuk orang yang membangunnya ada
pahala yang menunggu. Rasulullah berkata,
مَنْ بَنَى
مَسْجِدًا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي
الْجَنَّةِ
“Barangsiapa
yang membangun masjid karena mengharap wajah Allah, maka Allah akan
membangunkan sepertinya di Surga.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
6. Mewariskan al-Qur’an, itu dilakukan dengan mencetak
al-Quran atau membeli al-Qur’an kemudian mewakafkannya ke masjid-masjid dan
majelis-majelis ilmu yang dengannya kaum muslimin akan memperoleh manfaat. Bagi
yang mewakafkannya mendapat pahala yang besar setiap kali mushaf tersebut
dibaca, ditadabburi dan diamalkan oleh kaum muslimin.
7. Mendidik
anak, dengan
memberikan pendidikan yang baik dan bersemangat dalam membesarkan mereka di
atas ketakwaan dan kebaikan, sehingga mereka menjadi anak-anak yang baik dan
shalih. Anak-anak tersebut akan mendoakan kedua orangtuanya dengan kabaikan dan
memohon kepada Allah agar memberikan kasih sayang dan ampunan-Nya kepada
mereka. Hal inilah yang akan menguntungkan orang yang mati di dalam kuburnya.
Demikianlah
beberapa amalan yang akan tetap mengalirkan pahala meskipun yang mengamalkannya
telah meninggal dunia. Wallahu a’lam. (Redaksi Alsofwah)
Sumber: Diterjemahkan secara bebas
dari makalah, Sab’un Yajri Lil Abdi Ajruhuna Wa Huwa Fi Qabrihi Ba’da
Mautihi, Syaikh Abdurrazak bin Abdul Muhsin al-Badr, dari situs
http://www.al-badr.net]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar