Sabtu, 30 Maret 2013

Pahala tetap mengalir di alam kubur

Salah satu anugerah Allah yang besar terhadap hamba-Nya adalah dengan memberikan kepada mereka pintu kebaikan dan kebajikan. Jika seorang hamba melakukan amalan kebaikan dan kebajikan, maka ia mendapat pahala kebaikan di dalam kehidupan dunia, dan juga pahala baginya setelah kematian. Bagi penghuni kubur, amalan mereka telah terputus. Amalan yang telah dilakukan selama hidupnya akan dihisab dan diberi pahala. Sementara ada pula yang mendapatkan taufik di dalam kuburnya karena kebaikan dan pahala terus mengalir kepadanya. Dia sudah tak lagi beramal, namun pahala baginya tidak pernah terhenti, derajatnya diangkat, kebaikannya semakin tumbuh dan pahalanya semakin berlipat ganda, padahal ia telah terbaring di dalam kuburnya. Alangkah bahagianya orang yang demikian itu.

Nabi telah mengabarkan bahwa ada tujuh perkara yang pahalanya akan tetap mengalir kepada manusia di dalam kuburnya setelah ia meninggal. Dari Anas,ia berkata, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

سَبعٌ يَجرِي لِلعَبدِ أَجرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبرِهِ بَعدَ مَوتِهِ مَن عَلَّمَ عِلْماً أَو أَجرَى نَهراً أو حَفَرَ بِئراً أَو غَرَسَ نَخلاً أَو بَنَى مَسجِداً أَو وَرَّثَ مُصحَفاً أَو تَرَكَ وَلَداً يَستَغفِرُ لَهُ بَعدَ مَوتِهِ

“Ada tujuh hal yang pahalanya akan tetap mengalir bagi seorang hamba padahal dia sudah terbaring dalam kuburnya setelah wafatnya, Orang yang mengajarkan suatu ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur, menanam kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun buatnya setelah dia meninggal.” (HR. al-Bazzar, dinilai hasan oleh syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’)

Berikut beberapa penjelasan mengenai hadits tersebut,

1.Mengajarkan Ilmu, yang dimaksud dengan ilmu adalah, segala ilmu pengetahuan yang bermanfaat yang bisa mengantarkan seseorang mengetahui tentang agama mereka dan mengenalkan Tuhan dan sesembahan mereka, ilmu yang bisa membimbing mereka ke jalan yang lurus, dengan ilmu tersebut ia bisa membedakan antara petunjuk dan kesesatan, kebenaran dan kebatilan, demikian pula, pengetahuan halal dan haram. Dari sini menunjukkan besarnya kedudukan ulama pemberi nasihat serta dai yang ikhlas yang mereka hakikatnya pelita bagi seorang hamba dan tanda simbol ketinggian bagi sebuah negara dan penopang umat dan sumber hikmah, kehidupan mereka adalah sebuah kekayaan dan kematian mereka adalah sebuah bencana. Merekalah yang mengajari orang-orang bodoh, mengingatkan orang-orang yang lalai dan menunjukkan orang-orang yang tersesat. Tidak terbersit pada mereka kejelekan dan tidak takut celaan. Ketika salah satu dari mereka meninggal, ilmunya akan tetap tinggal dan terwariskan di antara manusia. Karangan dan ucapan mereka akan senantiasa beredar. Para ulama tersebut terus mendapat aliran pahala yang berlipat ganda, meskipun mereka berada di dalam kuburnya.

Dahulu orang-orang mengatakan, “Seorang alim meninggal sementara kitabnya masih tetap ada.” Adapun saat ini, suara mereka terekam dalam pita-pita kaset yang berisi pelajaran-pelajaran ilmiah, ceramah dan khutbah yang penuh dengan manfaat. Sehingga manfaat ini akan dirasakan oleh generasi setelahnya yang tidak hidup dan bertemu mereka. Dan orang-orang yang mencetak buku-buku yang penuh manfaat dan menyebarkan karangan-karangan mereka yang penuh faidah serta membagikan kaset-kaset ilmiah dan kaset dakwah, maka bagi mereka pahala yang besar, insyaallah.

2. Mengalirkan sungai, Maksudnya adalah membuat jalan air dari mata air dan sungai lainnya, agar air bisa mengalir menuju tempat manusia dan sawah-sawah mereka. Sehingga, manusia bisa minum dengan puas, tanaman tersirami, binatang ternak pun akan meminum air tersebut. Berapa banyak kebaikan dari amal yang agung ini sebagai bentuk berbuat baik kepada manusia dengan memudahkan mereka mendapatkan air yang mana merupakan komponen terpenting dalam kehidupan. Termasuk di dalamnya adalah memanjangkan pipa ke pemukiman penduduk, serta meletakan sumber air di jalan-jalan dan tempat-tempat yang dibutuhkan.

3. Menggali sumur, penjelasannya sama dengan yang tersebut di atas, dalam hadits disebutkan dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

بَيْنَا رَجُلٌ بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ ، فَقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ مِنِّي ، فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَاء خُفَّهُ مَاءً فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ ، قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّه وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ لَأَجْرًا ؟ فَقَالَ فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ

“Suatu ketika ada seorang lelaki yang sangat kehausan di sebuah jalan, lalu dia menemukan sumur. Dia turun ke sumur tersebut lalu meminum airnya lalu keluar. Tiba-tiba dia mendapati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena kehausan. Berkatalah lelaki tadi, “Anjing ini telah kehausan sebagaimana yang aku rasakan tadi.” Lelaki tersebut kembali turun ke sumur dan mengisi sepatunya dengan air, lalu diminumkan ke anjing tersebut. Maka, Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya. Para sahabat bertanya, “Apakah kita bisa mendapatkan pahala karena binatang? Rasulullah bersabda, “Ya, berlaku baik pada setiap yang bernyawa itu ada pahala.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

4. Menanam pohon kurma, seperti sudah diketahui bersama, bahwa pohon kurma adalah pohon yang paling utama dan sangat bermanfaat bagi manusia. Siapa yang menanam pohon kurma dan bersedekah dengan buahnya kepada kaum muslimin, maka pahalanya akan terus mengalir setiap kali ada orang yang memakan kurma tersebut, atau memanfaatkannya baik itu manusia atau hewan. Hal ini berlaku pula pada segala jenis pohon selain kurma yang bermanfaat bagi manusia. Penyebutan kurma adalah karena keutamaan dan keistimewaannya.

5. Membangun masjid (tempat yang paling dicintai Allah), masjid adalah tempat yang diijinkan untuk ditinggikan dan disebut nama-Nya di sana. Jika masjid dibangun, maka akan didirikan shalat di dalamnya, dibacakan al-Qur’an di dalamnya, disebut nama Allah, disebarkan ilmu dan sebagai tempat berkumpulnya kaum muslimin, serta untuk kepentingan lain yang mengandung maslahat yang besar. Dan untuk orang yang membangunnya ada pahala yang menunggu. Rasulullah berkata,

مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang membangun masjid karena mengharap wajah Allah, maka Allah akan membangunkan sepertinya di Surga.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

6. Mewariskan al-Qur’an, itu dilakukan dengan mencetak al-Quran atau membeli al-Qur’an kemudian mewakafkannya ke masjid-masjid dan majelis-majelis ilmu yang dengannya kaum muslimin akan memperoleh manfaat. Bagi yang mewakafkannya mendapat pahala yang besar setiap kali mushaf tersebut dibaca, ditadabburi dan diamalkan oleh kaum muslimin.

7. Mendidik anak, dengan memberikan pendidikan yang baik dan bersemangat dalam membesarkan mereka di atas ketakwaan dan kebaikan, sehingga mereka menjadi anak-anak yang baik dan shalih. Anak-anak tersebut akan mendoakan kedua orangtuanya dengan kabaikan dan memohon kepada Allah agar memberikan kasih sayang dan ampunan-Nya kepada mereka. Hal inilah yang akan menguntungkan orang yang mati di dalam kuburnya.

Demikianlah beberapa amalan yang akan tetap mengalirkan pahala meskipun yang mengamalkannya telah meninggal dunia. Wallahu a’lam. (Redaksi Alsofwah)

 Sumber: Diterjemahkan secara bebas dari makalah, Sab’un Yajri Lil Abdi Ajruhuna Wa Huwa Fi Qabrihi Ba’da Mautihi, Syaikh Abdurrazak bin Abdul Muhsin al-Badr, dari situs http://www.al-badr.net]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar