Inna lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un
Telah meninggal dunia Ibu Ade Yuniarto Blok S No.3 RT:46 RT:11 tadi malam jam 3.00 dini hari di Rumah sakit Thamrin. Rencana jenazah akan dimakamkan di Langensari - Pasar Rebo - Purwakarta.
Kami segenap pengurus BJINET Al-Hidayah ikut berduka cita, semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Bagi warga yang ingin ta'ziah bisa langsung ke rumah orang tuanya di Pasar Rebo.
Nabi bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menta’ziyahi saudaranya
karena musibah yang menimpanya melainkan Allah ‘azza wa jalla memberinya
pakaian kemuliaan pada hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang
siapa yang menyolati jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya maka
dia mendapat pahala satu qirath. Dan apabila dia juga mengiringinya maka
dia mendapat pahala dua
qirath” Ditanyakan kepada beliau, “Apa maksud dari dua qirath?” Beliau
menjawab, “Yang terkecil dari keduanya (satu qirath) ialah serupa dengan
besarnya Gunung Uhud.” (HR. Muslim).
▼
Rabu, 29 Februari 2012
Husnul Khatimah
Akhir kehidupan seorang hamba di
dunia yang fana ini merupakan perkara yang sangat agung, karena setelah
melewati fase akhir kehidupannya di dunia, ia akan memasuki babak baru
berupa fase kehidupan akherat.
Kampung akherat merupakan kampung yang abadi, setiap orang akan dibalas terhadap amalannya. Hari yang tiada guna harta dan anak – anak. Hanya ada dua jalan baginya surga atau neraka. Semuanya itu tergantung dari akhir kehidupannya di dunia.
Rosulullah Sholallahu 'alaihi Wassalam bersabda : Amalan itu tergantung pada akhirnya ( HR. Bukhori :6607)
Kampung akherat merupakan kampung yang abadi, setiap orang akan dibalas terhadap amalannya. Hari yang tiada guna harta dan anak – anak. Hanya ada dua jalan baginya surga atau neraka. Semuanya itu tergantung dari akhir kehidupannya di dunia.
Rosulullah Sholallahu 'alaihi Wassalam bersabda : Amalan itu tergantung pada akhirnya ( HR. Bukhori :6607)
Selasa, 28 Februari 2012
Dijual Mobil Suzuki Futura '95
Assalamu'alaikum
Bagi Anda yang sedang mencari mobil, berikut ada informasi dari seorang teman yang akan jual mobil dengan spesifikasi sebagai berikut :
Bagi Anda yang sedang mencari mobil, berikut ada informasi dari seorang teman yang akan jual mobil dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Suzuki Futura 1.3 Tahun 1995 - Indomobil
- Plat Purwakarta - T
- Warna Biru
- Ban masih tebal
- Velk racing
- Daleman bagus
- Tidak ada AC
Senin, 27 Februari 2012
Hakikat Hidup Sukses
Didalam Al-Qur'anul Karim Allah Subhanahu Wa Ta'ala berkata yang artinya :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah akan disempurnakan balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran/3 : 185)
Saudaraku .... Ayat Allah yang mulia ini, dengan tegas memberitakan bahwa tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Setiap orang, termasuk kita, akan merasakan kematian. Baik orang itu kaya atau miskin, berpangkat atau tidak, pemberani atau penakut, semua akan mati, walaupun manusia berusaha lari dari kematian, dan berlindung di dalam benteng yang kokoh, ia tidak akan mampu menolak kematian. Allah berkata:
Artinya: “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh..” (QS. An Nisaa’/4:78).
Kemudian apa sebenarnya yang akan terjadi setelah kematian? Apakah manusia setelah mati berubah menjadi tanah dan selesai segala urusan? Tidak! Akan tetapi, sesungguhnya ada kehidupan setelah kematian. Ada pembalasan terhadap segala perbuatan. Dan seluruh manusia akan melihat hasil perbuatannya. Jika perbuatannya baik, hasilnyapun baik. Sebaliknya jika perbuatannya buruk, hasilnyapun buruk.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah akan disempurnakan balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran/3 : 185)
Saudaraku .... Ayat Allah yang mulia ini, dengan tegas memberitakan bahwa tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Setiap orang, termasuk kita, akan merasakan kematian. Baik orang itu kaya atau miskin, berpangkat atau tidak, pemberani atau penakut, semua akan mati, walaupun manusia berusaha lari dari kematian, dan berlindung di dalam benteng yang kokoh, ia tidak akan mampu menolak kematian. Allah berkata:
Artinya: “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh..” (QS. An Nisaa’/4:78).
Kemudian apa sebenarnya yang akan terjadi setelah kematian? Apakah manusia setelah mati berubah menjadi tanah dan selesai segala urusan? Tidak! Akan tetapi, sesungguhnya ada kehidupan setelah kematian. Ada pembalasan terhadap segala perbuatan. Dan seluruh manusia akan melihat hasil perbuatannya. Jika perbuatannya baik, hasilnyapun baik. Sebaliknya jika perbuatannya buruk, hasilnyapun buruk.
Jumat, 24 Februari 2012
Pengunjung Terakhir
Sungguh! Ia datang bukan karena haus akan hartamu, bukan
karena ingin ikut nimbrung makan, minum bersamamu, bukan ingin meminta
bantuan untuk membayar hutangnya, bukan memintamu memberikan rekomendasi
kepada seseorang atau untuk memuluskan upaya yang tidak mampu ia lakukan
sendiri.!! Pengunjung ini datang untuk misi penting dan terbatas
serta dalam masalah terbatas. Kamu dan keluargamu bahkan seluruh penduduk
bumi ini tidak akan mampu menolaknya dalam merealisasikan misinya tersebut!
Kalau pun kamu tinggal di istana-istana yang menjulang,
berlindung di benteng-benteng yang kokoh dan di menara-menara yang kuat,
mendapatkan penjagaan dan pengamanan yang super ketat, kamu tidak dapat
mencegahnya masuk untuk menemuimu dan menuntaskan urusannya denganmu!!
Untuk menemuimu, ia tidak butuh pintu masuk, izin, dan membuat perjanjian terlebih dahulu sebelum datang. Ia datang kapan saja waktunya dan dalam kondisi bagaimanapun; dalam kondisimu sedang sibuk ataupun sedang luang, sedang sehat ataupun sedang sakit, semasa kamu masih kaya ataupun sedang dalam kondisi melarat, ketika kamu sedang bepergian atau pun tinggal di tempatmu.!! |
Rabu, 22 Februari 2012
Oh ... Dunia
Apakah Dunia Itu
?
Jawabnya bisa
macam-macam. Tapi sebagaimana jika merupakan soal pilihan ganda,
jawaban yang benar pasti cuma satu. Apakah itu ? Marilah kita lihat
sekeliling kita. Inilah dunia kita. Kita keluar dari rahim ibu kita,
tumbuh besar, masuk sekolah, lulus, bekerja, menumpuk harta,
membangun rumah dan memperindahnya, menikah, punya anak, dan anak
kita pun kita didik agar jadi seperti kita atau lebih sukses daripada
kita. Apakah hanya seperti itu dunia ini ?
Tentu Tidak !!!.
Setiap sesuatu pasti ada kesudahannya. Begitu pula hidup kita di
dunia ini. Kita sekolah, kuliah, bekerja, menumpuk harta, toh kita
nanti juga akan mati. Alloh subhanahu
wa ta'ala berfirman,
yang artinya: "Setiap
yang berjiwa akan merasakan kematian”.
(QS: Ali 'Imraan: 185).
Dan ketika
sudah mati, harta dan anak yang kita punyai tak bisa menyertai diri
lagi. Mati itu kesudahan hidup. Tapi masalahnya, mati itu bukan
kesudahan segala-galanya. Masih ada lagi masalah sesudah mati, yaitu
hari kebangkitan, perhitungan amal, dan penentuan akhir nasib kita.
Alloh subhanahu wa
ta'ala berfirman,
yang artinya:
"Kemudian Dia (Allah) mematikannya dan memasukkannya ke dalam
kubur, kemudian jika Dia menghendaki, Dia membangkitkannya
kembali”.(QS:
'Abasa : 21-22).
Rabu, 15 Februari 2012
Di Jual Netbook second
Kalau ada yang lagi nyari Netbook second, kebetulan ada salah satu warga BJI yang ingin jual 2 buah Netbook yaitu :
1. Merk Asus
- Warna Hitam
- 4 Bulan pakai
- Harga Rp 2.100.000 --> Sudah laku
- Warna merah
- 6 bulan pakai
- Harga Rp 1.800.000 --> Sudah laku
Selasa, 14 Februari 2012
Untuk apa hidup kita ?
Kita lahir ke dunia.
Tumbuh menjadi besar. Sekolah dari TK, SD, SMP, SMU dan jika
beruntung meneruskan kuliah. Lalu bekerja dan menikah. Punya anak.
Jika umur panjang, masih bisa lihat cucu, buyut, dan -jika beruntung-
canggah. Lalu mati. Itulah gambar kasar dari hidup kita. Lalu
hari-hari hidup itu adalah bangun, mandi, makan pagi, bekerja atau
sekolah, makan siang, mengisi waktu dengan berbagai aktivitas, mandi
lagi, makan malam, dan tidur lagi. Kebanyakan dari kita melakukan
hari-harinya seperti itu.
Lalu apa sebenarnya
hidup kita ini ? Karl Marx pernah berkata, " Hidup itu perut
kenyang". Maksudnya hidup itu untuk makan (saja). Sedangkan
Sigmund Freud berpendapat hidup itu pemenuhan kebutuhan seksual
belaka, lain tidak. Jika kita tanya orang-orang di sekitar kita
tentang 'untuk apa kita hidup ?' mungkin -dan sangat mungkin- jawaban
yang kita peroleh adalah sebanyak orang yang kita tanyai. Maksudnya
adalah satu orang menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda dari yang
lainnya, sebagaimana pendapat Karl Marx berbeda dengan Sigmund Freud.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat,
maka gunakan akal sehat kita ! Yang paling tahu untuk apa kita hidup
tentu saja ialah Yang Menghidupkan kita, yaitu Sang Pencipta, Alloh
subhaanahu wa ta'ala.
Sabtu, 04 Februari 2012
BACAAN SETELAH SALAM
أَسْتَغْفِرُ اللهَ (ثلاثا) اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ،
وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ.
“Aku minta ampun kepada Allah,” (dibaca tiga kali). Lantas membaca: “Ya Allah, Engkau pemberi
keselamatan, dan dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik
Keagungan dan Kemuliaan.”[1]
لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا
أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ
الْجَدُّ.
“Tiada Tuhan yang berhak disembah
selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya puji dan bagi-Nya
kerajaan. Dia Maha Kuasa atas se-gala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak
ada yang memberi apa yang Eng-kau cegah.
Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman
dan amal shalihnya). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan.”[2]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرُ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ،
وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ
الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ
وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.
“Tiada Tuhan (yang berhak disem-bah) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya.
BagiNya kerajaan dan pujaan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya
dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tia-da Tuhan (yang hak
disembah) kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepadaNya. Bagi-Nya
nikmat, anugerah dan pujaan yang baik. Tiada Tuhan (yang hak disembah) kecuali
Allah, dengan memurnikan ibadah kepadaNya,
sekalipun orang-orang kafir sama ben-ci.”[3]
سُبْحَانَ
اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللهُ أَكْبَرُ (33
×) لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرُ.
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah. Dan Allah Maha Besar.
(Tiga puluh tiga kali). Tidak ada Tuhan (yang hak disembah) kecuali Allah Yang
Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan. BagiNya pujaan. Dia-lah
Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”[4]
Membaca surah
Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat (far-dhu).[5]
Membaca ayat Kursi
setiap selesai shalat (fardhu).[6]
لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. (10× بعد صلاة المغرب والصبح)
“Tiada Tuhan (yang berhak disem-bah) kecuali Allah Yang Maha
Esa, tiada sekutu bagiNya, bagiNya kerajaan,
bagi-Nya segala puja. Dia-lah yang menghi-dupkan (orang yang sudah mati atau
memberi roh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dia-lah Yang Mahakuasa
atas segala sesuatu.” Diba-ca sepuluh kali setiap sesudah
shalat Maghrib dan Subuh.[7]
اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً
مُتَقَبَّلاً.
“Ya Allah! Sesungguhnya aku mo-hon kepadaMu ilmu yang
bermanfaat, rezeki yang halal dan amal yang diteri-ma.” (Dibaca
setelah salam shalat Su-buh).[8]
[1]
HR. Muslim 1/414.
[2]
HR. Al-Bukhari 1/255 dan Muslim 1/414.
[3]
HR. Muslim 1/415.
[4]
“Barangsiapa yang membaca kalimat tersebut setiap selesai shalat, akan diampuni
kesalahannya, sekalipun seperti busa laut.” HR. Muslim 1/418.
[5]
HR. Abu Dawud 2/86, An-Nasai 3/68. Lihat pula Shahih At-Tirmidzi 2/8.
Ketiga surat
dinamakan al-mu’awidzat, lihat pula Fathul Baari 9/62.
[6]
“Barangsiapa membacanya setiap selesai shalat, tidak yang menghalanginya masuk
Surga selain mati.” HR. An-Nasai dalam Amalul Yaum wal Lailah No. 100
dan Ibnus Sinni no. 121, dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih
Al-Jami’ 5/329 dan Silsilah Hadits Shahih, 2/697 no. 972.
[7]
HR. At-Tirmidzi 5/515, Ahmad 4/227. Untuk takhrij hadits tersebut, lihat di Zaadul
Ma’aad 1/300.
[8] HR. Ibnu Majah dan ahli hadits yang lain. Lihat kitab Shahih
Ibnu Majah 1/152 dan Majma’uz Zawaaid 10/111.
DOA SETELAH TASYAHUD AKHIR SEBELUM SALAM
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ
الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.
“Ya Allah, Sesungguhnya aku ber-lindung kepadaMu dari siksaan
kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari
kejahatan fitnah Almasih Dajjal.”[1]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ
الدَّجَّالِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ. اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ.
“Ya Allah! Sesungguhnya aku ber-lindung kepadaMu dari siksa
kubur. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah Alma-sih Dajjal. Aku berlindung
kepadaMu dari fitnah kehidupan dan sesudah mati. Ya Allah, Sesungguhnya aku
berlin-dung kepadaMu dari perbuatan dosa dan kerugian.”[2]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
ظَلَمْتُ نَفْسِيْ ظُلْمًا كَثِيْرًا، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ،
فَاغْفِرْ لِيْ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِيْ إِنَّكَ أَنْتَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
“Ya Allah! Sesungguhnya aku ba-nyak menganiaya diriku, dan tidak
ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Oleh karena itu, ampunilah
dosa-dosaku dan berilah rahmat kepa-daku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun
dan Maha Penyayang.”[3]
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا
أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ
الْمُؤَخِّرُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ.
Ya Allah!
Ampunilah aku akan (dosaku) yang aku lewatkan dan yang aku akhirkan, apa yang
aku rahasiakan dan yang kutampakkan, yang aku lakukan secara berlebihan, serta
apa yang Engkau lebih mengetahui dari pada aku, Engkau yang mendahulukan dan
mengakhirkan, tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Engkau.[4]
اَللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ،
وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.
“Ya Allah! Berilah pertolongan kepadaku untuk menyebut namaMu,
syukur kepadaMu dan ibadah yang baik untukMu.”[5]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوْذُ بِكَ
مِنَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ فِتْنَةِ
الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْقَبْرِ.
“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari bakhil, aku
berlindung kepadaMu dari penakut, aku berlindung kepadaMu dari dikembalikan ke
usia yang terhina, dan aku berlin-dung kepadaMu dari fitnah dunia dan siksa
kubur.”[6]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ.
“Ya Allah! Sesungguhnya aku mo-hon kepadaMu, agar dimasukkan ke
Surga dan aku berlindung kepadaMu dari Neraka.”[7]
اَللَّهُمَّ
بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ أَحْيِنِيْ مَا عَلِمْتَ
الْحَيَاةَ خَيْرًا لِيْ، وَتَوَفَّنِيْ إِذَا عَلِمْتَ الْوَفَاةَ خَيْرًا لِيْ،
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ،
وَأَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ، وَأَسْأَلُكَ الْقَصْدَ
فِي الْغِنَى وَالْفَقْرِ، وَأَسْأَلُكَ نَعِيْمًا لاَ يَنْفَدُ، وَأَسْأَلُكَ
قُرَّةَ عَيْنٍ لاَ يَنْقَطِعُ، وَأَسْأَلُكَ الرِّضَا بَعْدَ الْقَضَاءِ،
وَأَسْأَلُكَ بَرْدَ الْعَيْشِ بَعْدَ الْمَوْتِ، وَأَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ
إِلَى وَجْهِكَ وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ فِيْ غَيْرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ وَلاَ
فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ، اَللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِيْنَةِ اْلإِيْمَانِ وَاجْعَلْنَا
هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ.
“Ya Allah, dengan ilmuMu atas yang gaib dan dengan
kemahakuasa-anMu atas seluruh makhluk, perpan-janglah hidupku, bila Engkau
mengeta-hui bahwa kehidupan selanjutnya lebih baik bagiku. Dan matikan aku
dengan segera, bila Engkau mengetahui bahwa kematian lebih baik bagiku. Ya
Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu agar aku takut kepadaMu dalam keada-an
sembunyi (sepi) atau ramai. Aku mohon kepadaMu, agar dapat berpe-gang dengan
kalimat hak di waktu rela atau marah. Aku minta kepadaMu, agar aku bisa
melaksanakan kesederhanaan dalam keadaan kaya atau fakir, aku mohon kepadaMu
agar diberi nikmat yang tidak habis dan aku minta kepadaMu, agar diberi
penyejuk mata yang tak putus. Aku mohon kepadaMu agar aku dapat rela setelah
qadhaMu (turun pada kehidupanku). Aku mohon kepadaMu kehidupan yang
menyenang-kan setelah aku meninggal dunia. Aku mohon kepadaMu kenikmatan
meman-dang wajahMu (di Surga), rindu bertemu denganMu
tanpa penderitaan yang mem-bahayakan dan fitnah yang menye-satkan. Ya
Allah, hiasilah kami dengan keimanan dan jadikanlah kami sebagai penunjuk jalan
(lurus) yang memperoleh bimbingan dariMu.”[8]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ يَا اَللهُ بِأَنَّكَ الْوَاحِدُ اْلأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِيْ لَمْ
يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، أَنْ تَغْفِرَ لِيْ
ذُنُوْبِيْ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
“Ya Allah! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu, ya Allah! Dengan
bersaksi bahwa Engkau adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Tunggal tidak
membutuhkan sesuatu, tapi segala sesuatu butuh kepadaMu, tidak beranak dan
tidak diperanakkan (tidak punya ibu dan bapak), tidak ada seorang pun yang
menyamaiMu, aku mohon kepadaMu agar mengampuni dosa-dosaku. Se-sungguhnya
Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”[9]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ
شَرِيْكَ لَكَ، الْمَنَّانُ، يَا بَدِيْعَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ يَا ذَا
الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ
الْجَنَّةَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ.
“Ya Allah! Aku mohon kepadaMu. Sesungguhnya bagiMu segala pujian,
tiada Tuhan (yang hak disembah) kecuali Engkau
Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiMu, Maha Pemberi nikmat, Pencip-ta langit dan
bumi tanpa contoh sebe-lumnya. Wahai Tuhan
Yang Maha Agung dan Maha Pemurah, wahai Tuhan Yang Hidup, wahai Tuhan
yang mengurusi segala sesuatu, sesungguhnya aku mohon kepadaMu agar dimasukkan
ke Surga dan aku berlindung kepadaMu dari siksa Neraka.”[10]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ بِأَنِّيْ أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
اْلأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ
كُفُوًا أَحَدٌ.
“Ya Allah, aku mohon kepadaMu dengan bersaksi, bahwa
Engkau adalah Allah, tiada Tuhan (yang berhak disem-bah) kecuali Engkau, Maha
Esa, tidak membutuhkan sesuatu tapi segala sesuatu butuh kepadaMu, tidak
beranak dan tidak diperanakkan, tidak seorang pun yang menyamaiNya,
(sesungguh-nya aku mohon kepadaMu).”[11]
[1]
HR. Al-Bukhari 2/102 dan Muslim 1/412. Lafazh hadits ini dalam riwayat Muslim.
[2]
HR. Al-Bukhari 1/202 dan Muslim 1/412.
[3]
HR. Al-Bukhari 8/168 dan Muslim 4/2078.
[4]
HR. Muslim 1/534.
[5]
HR. Abu Dawud 2/86 dan An-Nasai 3/53. Al-Albani
menshahihkannya dalam Shahih Abi Dawud, 1/284.
[6]
HR. Al-Bukhari dalam Fathul Baari 6/35.
[7]
HR. Abu Dawud dan lihat di Shahih Ibnu Majah 2/328.
[8]
HR. An-Nasai 3/54-55 dan Ahmad 4/364. Dinya-takan oleh Al-Albani shahih dalam Shahih An-Nasai 1/281.
[9]
HR. An-Nasai, lafazh hadits menurut riwayatnya 3/52 dan Ahmad 4/338. Dinyatakan
Al-Albani shahih dalam Shahih An-Nasai 1/280.
[10]
HR. Seluruh penyusun As-Sunan. Lihat Shahih Ibnu Majah 2/329.
[11]
HR. Abu Dawud 2/62. At-Tirmidzi 5/515, Ibnu Majah 2/1267, Ahmad 5/360, lihat Shahih
Ibnu Majah 2/329 dan Shahih At-Tirmidzi 3/163.